Kadang otak saya mengingat detail-detail yang
trivial dari suatu kejadian. Saya tidak punya kemampuan visual yang baik.
Penciuman dan indera perasa juga kurang peka. Alhasil yang lebih sering saya
ingat adalah bunyi…
Musik.
Waktu itu saya masih SD. Kelas 4
atau 5, saya lupa persisnya. Sekeluarga berempat pergi dari rumah ke tempat
mbah uti dengan mobil kijang rental dari kerabat Bapak. Bapak memegang setir,
ibu di sampingnya. Seingat saya, adik perempuan saya duduk di kursi belakang sebelah
kanan, dan saya kedapatan di belakang ibu. Waktu itu adik laki – laki saya
masih dalam proses perencanaan produksi.
Sepanjang jalan kami menikmati
lagu – lagu nostalgia yang menjadi lagu wajib keluarga kami, ada D’lloyd, koes
plus sampai lagu campursari Didi kempot.
Saya ingat menjulurkan badan ke
ruang di antara kursi bapak dan ibu, berusaha membuat mereka dengar suara saya
yang menyanyi mengikuti lagu apa salahku dari D’lloyd yang saat ini sedang di
produksi ulang oleh Betrand Peto. Lagu itu membawa saya pada masa dimana kami
menikmati kemesraan di keluarga.
Entah lagunya dari kaset atau
radio. Suara Syamsuar Hasyim beradu dan mengalun. Saya
menimpali dengan suara bocah saya, mengikuti lirik padahal tak paham maksud
dari penggalan lirik tersebut.
Ibu dan bapak asyik mengobrol.
Waktu saya tanya apa mereka dengar saya menyanyi, mereka bilang tidak.
Penting? Nggak. Tapi entah kenapa teringat sampai sekarang. Memori itu aneh ya.
0 comments:
Post a Comment