Hijrah
July 2013 gue resmi Pindah ( nyari duit, kuliah , dan harus
stay ) di jakarta. Kenapa gue memutuskan
untuk melanjutkan karir di jakarta ?? kenapa coba ??
Awalnya sih gue memilih untuk melanjutkan karir ke Semarang,
tapi gue sadar biaya hidup disana terlalu murah, jadi gue harus butuh waktu
bertahun tahun untuk ngehabisin harta kekayaan orang tua gue (speak babi).
Bebeda dengan jakarta, yang mana berbanding 3 kali lipat lebih mahal biaya hidupnya.
Parkir gak bayar aja di panggil anjing. Dasar anjing tuh tukang parkir.
Sebelumnya udah pada tahu kan gue orang tegal ? kota yang menjadi
konsumen helm INK terbanyak di indonesia. Fyi di tegal ada sebuah kultur anak
muda ketika berpergian menggunakan sepeda motor harus menggunakan helm INK,
kecuali tukang ojek. Jadi gak ada helm INK gak pergi, kalau pun mau pergi ya
nyamar jadi tukang ojek.
Tapi ngomong ngomong tentang tegal, buat gue tegal kota
paling nyaman untuk di tinggali. Selain banyak PL dan tempat karoeka, di tegal
kalian masih bisa bebas kencing di jalanan tanpa harus takut gak bisa cebok
karena airnya keruh. Maksudnya di jalanan yang ada Wc umumnya yahh.
Jalanan di tegal juga masih nyaman dan gak macet kaya
jakarta, yang kalau berangkat pagi nyampe sore. Selain macet, jalanan jakarta
juga ribet. Sampai sekarang gue bingung kalau mau kemana mana, padahal gue gak
kemana mana. Polusi juga jadi faktor lain yang buat gue males kemana mana, asap
kendaraan di jalanan jakarta sering banget buat wajah gue jadi cemong.
Tapi terlepas dari carut marutnya jakarta gue harus tetep
beradaptasi dan survive. Kalau gue gak , gue gak bakalan bisa berdaptasi dan
survive. Ehh giman sih ini maksdunya ?? bingung deh.
Awalnya gue belum begitu yakin bakalan bisa nyaman di
jakarta, karena gue udah lama tinggal di tegal yang suasana nya udah
nyaman , nyante , dan males buat ngapa ngapain kecuail ngewe, eh main. Dan di tegal itu kita gak bakal kuatir kelaparan, atau sok sok an
makan promah buat nahan laper. Biaya hidup di tegal tuh murah banget, terutama
makanan nya. Semisal kita punya uang 10.000 kita udah bisa ke KFC,MCD, atau Pizza
HUT, nah seberangnya tuh ada warung
makan tegal atau warteg makan dah disitu. Jangan makan di KCF,MCD atau Pizza
hut mahal.
Etapi serius tegal itu murah banget, kost kostan aja Cuma 200.000,
itu juga udah bisa bawa pacar ngewe disitu, Ngewe dang maksudnya. Belum lagi
suasana kotanya yang adem banget, masyarakatnya yang ramah, itu yang buat tegal
ngangenin, apalagi gue punya mantan yang masih bisa gue speak trus gue ajak
ngopi mau. Pokoknya bikin orang susah move on ke kota lain.
Entah nanti gue lulus kuliah tahun berapa, yang pastinya gue
bakal balik lagi ke kota ini. Kota sejuta PL, kota sejuta tukang becak , kota
sejuta Helm INK. Gue bakal sedikit berbagi ilmu untuk memberikan sumbangsing
kemajuan kota. Biar sedikit modern lah kotanya, niatnya sih gue mau bikin lokalisasi
online di tegal, program itu mau gue namain GO-SEX, Berbagi cinta bagi si jomblo
tegal. Itu sloganya. Hehehe
Ya udah lah jangan kebanyakan curhat, takutnya nanti gue
bahas hal hal yang enggak enggak. Kaya semisal gue bahas Virus Zika , virus yang proses penularannya
melalui media nyamuk Aedes aegypti. Masih satu family dengan
virus lain seperti virus penyebab penyakit demam berdarah, penyakit kuning, dan
penyakit chikungunya.
Beberapa riset mengembangkan kecurigaan adanya kemungkinan
penyebaran virus ini di luar media nyamuk, seperti melalui proses tranfusi
darah dan hubungan seks. Meski dugaan ini belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Virus ini pertama ini diidentifikasi pada tahun 1947 di
negara Uganda. Temuan pertama kali dari kasus virus Zika justru didapatkan dari
kasus demam yang muncul pada kera asli endemik Uganda. Kemudian virus ini
menjangkit manusia dan pernah menyerang sejumlah populasi manusia di kawasan
Afrika secara meluas pada tahun 1954.
Dan kasus pertama dari penyakit yang disebabkan oleh virus
Zika di luar Afrika terjadi di Yap Island, sebuah pulau di kawasan Pasifik
Mikronesia pada tahun 2007. Semenjak itu, kasus Zika beberapa kali muncul dalam
frekuensi yang tidak kuat di kawasan Pasifik. Di Asia Tenggara sendiri kasus
ini masih terbilang langka, walaupun tanda-tandanya sudah terlihat jelas.
Tuh kan ngeri.. ??
(MRH)