Apa yang menyenangkan dari
sebuah harapan ?
Yang menyenangkan dari sebuah
harapan ketika semua harapan harapan kita bisa terwujud sesuai ekspetasi kita. Namun
terkadang hidup tak selalu berjalan sesuai apa yang kita inginkan, dan harapan
yang telah kita yakini terwujud bisa saja gagal di tengah usaha dan kerja keras
kita. Marah kecewa pasti selalu awal dari penerimaan harapan gagal itu, seakan akan kita merasa kalau hidup ini
adalah sebuah bebal dan dunia seakan kelam.
7 mei 2013 hari dimana
pengumuman kelulusan SMA, hari menyenangkan ketika mendapat kabar kelulusan,
sekaligus menjadi hari kelam bagi gue karena harus menerima sebuah kenyataan
bahwa mimpi dan harapan gue yang telah lama gue susun tidak akan berjalan
semestinya.
“Mas, Bapak sama ibu mungkin udah gak bisa nuntun mas iko, tata rafi
bareng satu rumah lagi, bapak sama ibu udah gak bisa bareng lagi, maafin bapak
mas” BOOM , sepenggal kalimat yang mengubah semua kehidupan kami, sepenggal
kalimat yang membuat tetesan air mata gue jatuh dan sepenggal kalimat yang
membuat sebuah pertanyaan “lalu bagaimana
dengan masa depan gue?”
Jujur gue belum bisa menyadari
bahwa pertikaian demi pertikaian Bapak dan ibu akan berakhir perpisahan seperti
ini. Masa dimana harusnya gue mempersiapkan ancang ancang untuk berlari
mengejar sebuah masa depan harus di bombardir dengan sebuh pil pahit
kehilanganya ke utuhan keluarga.
Mungkin saat itu gue belum
bisa menerima makna dari perpisaghan tersebut, selain merasakan kecewa dan
sedih teramat dalam. Gue pernah mencoba membrontak dengan menjadi seseorang
yang mempunya kebebasan tidak bertanggung jawab. Tapi hal itu malah membuat
semua menjadi kacau, kuliah gue harus berhenti dan gue frustasi. Tapi suka atau
tidak, sebuah perpisahan bisa membawa kita pada sebuah babak yang baru.
Dalam proses yang kita jalani,
kadang kehilangan seseorang, keluarga bahkan mimpi tidak pernah bisa membuat
kita memahami dengan alasan yang jelas. Alih alih ingin mendapat kan sebuah
jawaban atas semuanya, kita hanya akan menemukan tembok misteri yang begitu
tinggi. “mengapa hidupku begini, apa
salahku?” semua lirik lirik dalam lagu lama akan muncul dalam keseharian
kita ketika kita ingin semakin mencari tahu.
For things to change, i must
change first.
Satu dari apa yang gue alami
dan rasakan untuk keluar dari misteri ini dengan berhenti mencari tahu. Berhenti
mencari kalimat tanya “mengapa ?” dan
cukup resapilah, karena pasti ada sebuah hikmah dari setiap perpisahan. Mungkin
Allah memberikan sebuah perpisahan kepada kita untuk memberikan sesuatu hal
yang lebih baik dari sebelumnya.
Tapi, bagaimana mungkin kita bisa
melangkah pada babak baru jika kita tidak melepaskan bayang-bayang masa lalu,
yang akhirnya kembali membuat kita sedih dan kecewa. Bagaimana kita akan merasa
lebih baik jika kita mengikat kesedihan selalu bersama kita. Stop it now,
lepaskan, dan melangkahlah.
Apa saja yang harus dilepaskan?
Bukan ikatan kepala atau sekedar
singsingkan lengan baju. Tapi lepaskan ikatan-ikatan yang membuat hati kita
terbelenggu. Seperti rasa sedih, rasa marah pada orang-orang yang menyakiti
kita. habiskan semua itu sampai tak tersisa. Bisa? Bisa! Tergantung pola pikir
yang kita gunakan saat ini. Kalau diibaratkan sebuah perjalanan, inget nggak
rasanya saat kita melangkah masuk ke dalam sebuah pesawat, atau kereta? Ada
rasa berbeda dalam diri kita. Dan karena kita yakin, sesuatu yang indah sedang
menunggu kita di suatu tempat. Seperti itulah kita memulai kehidupan yang baru
dari sebuah perpisahan. Apapun bentuk perpisahan tersebut, teruslah melangkah.
Ajak diri kita untuk
membangunkan kembali raksasa dalam diri, percaya bahwa di depan sana akan
selalu ada sesuatu yang indah menunggu kita. Lepaskan perlahan, meski kadang
kita akan kembali terjatuh dan teringat-ingat tembang kenangan. Biarkan semua
itu berproses.
Dan pada akhirnya semua
kesedihan gue 3 tahun lalu di bayar dengan sebuah tangis bahagia di penghujung
2016 kemarin. Bapak dan ibu sepakat untuk rujuk kembali setelah sekian lama
mereka mempertahankan ego masing2 untuk tidak saling berhubungan. Kesenangan dan
kebahagian gue sama sekali gak bisa gue gambarkan, gue teramat sangan bahagia. Gue
bisa memulai kembali angan angan yang telah lama terkubur, mengumpulkan satu
persatu mimpi yang berjatuhan di bawah bantal dan siap mengawali dan memproses
semuanya denga hati riang dan niat yang baik.
Gue mengerti bahwa perpisahan
bukan lah membiarkan seseorang untuk menjalani kehidupan masing masing, tapi
perpisahan adalah sebuah perpindahan, perpindahan kehidupan ke taraf yang lebih
mulia. Mungkin tuhan memisahkan Bapak dan ibu sementara untuk mereka belajar
memperbaiki taraf kebaikan, ke salehan masing – masing terlebih dahulu, sebelum
semuanya kembali saling mengisi dan membuat sebuah istana pernuh kebaikan yang
penuh rahmat kembali. Dan sekarang gue akan memulai hari hari di 2017 dengan
senyum dan harapan nyata. Terimakasih tuhan 2016 mu asyik.
MRH