#MENEMUKANTEGAL
Pulang ke tegal adalah cara saya menertawakan
kesibukan orang jakarta, pulang ke tegal
adalah cara saya melepas rindu kepada keluarga tercinta, dan pulang ke tegal
adalah cara saya menikmati alam budaya nya tegal yang telah menjadi sebuah peradaban.
Minggu
ini setelah libur kuliah saya memutuskan pulang ke tegal, hal yang jarang
sekali saya lakukan pada liburan-liburan sebelumnya yang sering saya habiskan
untuk bekerja. Selain untuk bertemu
dengan keluarga ada satu misi yang saya ingin lakukan, saya ingin
mengenal lebih dalam budaya kampung tercinta. Entah dari sisi kultur, mindset
masyarakat, atau pun kebiasan – kebiasan masyarakat tegal dalam kehidupan sehari hari yang tidak ada di daerah lain. Misi itu
saya sebut dengan misi MENEMUKAN TEGAL.
Ketika kita menyebut kata TEGAL, yang
terlintas dari pikiran semua orang adalah warteg, Warung tegal. rumah makan
khas indonesia yang mengadopsi sistem touch scren untuk memilih makanan yang
akan di santap. Hal ini juga yang menjadi inspirasi GEORGE SAMUEL HURST
untuk menciptakan sebuah sistem teknologi yang ia terapkan di ponsel atau pc. Namun di
tegal sendiri jarang kita temui ada rumah makan yang menamai nya warteg, entah
apa penyebabnya sama sekali belum di selidiki.
Ada satu hal lagi ketika kita menyebut kata
Tegal, yang terlintas di pikiran orang adalah orang Kampung, kalau yang ini
sering saya dengar dari orang orang jakarta. prespektif dari orang kampung
disini adalah orang yang norak,katrok. saya juga tidak begitu mengerti kenapa
mindset para perantau tegal di sebut orang kampung. Mungkin karena banyak nya
orang tegal yang menjadi kuli bangunan di jakarta. tapi itu tidak bisa serta
merta langsung menjudge semua perantau tegal orang kampung.
Sekarang ini di tegal sedang menjamurnya kedai
kedai kopi ala Amerika. Caramel mocachino, machiato, robusta, arabika mayoritas
menjadi menu favorit di kedai kedai tersebut. Tetapi yang menarik adalah ketika
kita datang ke kafe tersebut kita tetap akan merasakan tegal . Walaupun semua
kedai kopi membuat semua konsep kedai nya ala cafe – cafe amerika. Dari yang
daftar harga menggunakan Kode K setelah angka, ataupun tatanan ruangan nya yang
mirip dengan cafe cafe di las vegas yang seperti di film film hollywood. Ada
satu kejadian unik yang saya rasakan ketika datang ke sebuah kedai kopi di
daerah stasiun tegal ( dekat SMA 1 Kota Tegal). Ketika kita masuk kedai kopi
tersebut kita akan di sambut mbak-mbak waitres dengan Bahasa indonesia Aksen
Tegal. Bahasa indonesia aksen tegal itu
konsep nya semua huruf vocal di panjangin. Contoh nya iya akan menjadi iyaaaaa.
Ini benar benar menarik, karena semua trend yang masuk di daerah tegal akan
tetap ada rasa tegal nya. Dan membuktikan masyarakat tegal masyarakat yang
tidak akan bisa hilang dari kultur budaya nya.
Untuk itu dengan ada nya #MenemukanTegal ini
saya akan berbagi kepada teman teman akan kaya nya budaya tegal. Dan saya juga
akan mengubah pola pikir teman teman tentang tegal. Tegal bukan lagi daerah
yang anti globalisasi, dan tegal juga bukan daerah yang serta merta menerima
globalisasi tanpa memfilternya. Karena tegal adalah The hipster.
MRH.