Terkadang tangis tak selalu mengurai luka, ia juga
mengisyaratkan bahagia dalam derai air mata. Seperti saat ini, kala kau hadir
di tengah-tengah sepi. Menegaskan bahwa tak bisa melupakanmu bukan berarti aku
tak bisa menemukan cinta yang baru. Sebab rindu ini bagai pualam, aku harus
membiasakan ia tergesek beragam rasa agar tetap berkilau tak seragam. Agar hati
tak berubah menjadi jeruji tanpa warna yang bergantian menghiasi. Cinta,
hadirmu ada, menyajikan suatu karunia.
Keluar dari peparumu yang menghimpit sesak, menyapu
debu-debu masa lalu yang hinggap di sudut riak. Mendorongnya hingga
kerongkongan, membereskan sisa janjimu yang masih menempel di perasaan.
Bermuara pada mulut, mengumpulkan pahit, mengeja secara urut, membuang semua
rasa sakit. Cuh! Ludah itu untukmu, dan semua masa laluku.
Melawan arus rindu yang biasanya, mengalahkan keinginan
untuk mencintaimu selamanya. Menggedor beribu pintu, menawarkan cinta yang
baru. Bersiap untuk berjuta kenyamanan yang hadir saat dipersilakan, berpeluk
kembali pada setiap kecewa yang jatuh saat penolakan. Tak masalah. Bagiku itu
lebih terpuji dari pada hidup di hatimu lagi. Sebab kini malamku, bukan lagi
tentang kamu.
Ke tiap hati dengan semangat yang membuncah. Mencari yang
paling tepat, kadang terlalu jauh mencari hingga melupa hati yang paling dekat.
Menyusuri ruang penasaran terbaik, berpasrah akan kembalinya perasaan yang di
bolak-balik. Berputar hebat merotasi waktu sebab telah datang pesona gugup
menunggu hadir sebuah temu. Memberi kejutan yang menyenangkan, memberi pelukan
yang menenangkan. Mengakhiri dengan kecup, menegaskan masa lalu telah ku tutup.
Sampai pada satu hati. Di satu cinta yang mendiami. Setia
pada pilihan, walau jauh dari kesempurnaan. Sebab bahagia itu diciptakan bukan
ditemukan. Bertanggung jawab secara adil pada setiap keping hatinya yang aku
ambil. Bertanggung jawab secara penuh agar hubungan tetap utuh. Menjadi
satu-satunya alasan cinta yang jatuh tanpa memaksa harapan lain harus runtuh.
Menjagamu, tetap utuh di pelukanku, hingga terlepas oleh kehendak waktu.