Friday, June 8, 2018

PERKARA VIDEO CALL


Ponsel saya berdering agak keras, rupanya ada panggilan video call wasap yang masuk dari ibu saya. Saya menerimanya dengan wajah sumringah, sedikit memastikan tampang saya tidak berantakan sebelum berhadapan dengan ibu saya yang di ujung jauh sana. Merapikan tampang agar rapi juga sekaligus menepis anggapan kalau kerjaan saya di Jakarta tidak hanya makan tidur saja.

Kami ngobrol agak lama, ibu bercerita tentang adik saya yang sudah mulai di antar jemput pergi ke tempat kerja sama pacar nya. sesekali adik yang paling kecil saya ngedumel minta di beliin diamond untuk game mobile legend nya.  

Hingga kemudian, setelah satu jam berlalu, panggilan video call kami tiba-tiba berhenti. Ibu lantas mengirimkan pesan text di wasap.

“Mas, maaf, kuota ibu mau habis, gantian mas iko yang nelpon video call, ya?”

Saya langsung diam. Semacam gabungan antara bingung dan sedih. Saya hanya membatin: Ya allah, ini ibu saya dulu kuliah nya dimana yaa ? Lha ini kan video call wasap, yang nelpon sama yang ditelpon kan sama-sama kesedot kuotanya.

Duh Gustiiii, padahal selama ini saya membangga-banggakan ibu saya oleh sebab kecerdasan dan kekritisannya. Ah, tapi ya mau bagaimana lagi, namanya juga ibu sendiri.

MRH