Monday, November 14, 2016

INDIRA

“ka riko makasih ya udah anterin aku dengan selamat”
“hehe iya indira, cewek yang lugu tapi nggemesin”
“hmmm, kurang ajar, tapi tadi gak nyasar kan kak ?”
“enggak dong, kan aku gak kejedot kepalanya, jadi masih inget hal hal yang paling mendasar hehe”
“huuu dasar kaka”
“ya udah aku pulang ke rumah dulu ya in”
“lah kak riko kan rumahnya di tegal, ?”
“rumah Pade aku, SETAN.”

Ketika kita jatuh cinta kadang kita kehilangan kewarasan dalam diri kita, dan itu merupakan satu hal yang wajar. Cengkareng Ciledug di samain satu arah Cuma biar bisa boncengan bareng, karena buat kita sangat amat menyenangkan bisa sedekat itu dengan orang yang kita suka. Pada awalnya cinta bisa melihat, tapi lama kelamaan akan menjadi buta dan masuk kedalam hati yang paling dalam.

Gue dan indira bertemu saat indira sedang merasakan patah hati karena baru putus dengan pacarnya. Indira bercerita penyebab putus dengan pacarnya Cuma gara gara indira terlalu lama saat buang air besar. Ada ada saja manusia jaman sekarang, menjadikan dasar dasar perilaku hidup sebagai kamuflase alasan bosan untuk mencintai lagi. namun gue yakin, pasti ada alasan lain di balik perpisahan indira dengan pacarnya, apalagi di umur indira yang masih mencari jati diri.

Awal gue memutuskan PDKT sama indira, ada kecemasan yang gue rasain. Semacam ada pertanyaan, mungkinkah gue hanya di jadikan pelipur lara saja ? atau mungkinkah gue hanya di jadikan sebagai penghibur kegalauan saja ? . Karena indira bukan tipe wanita ganjen, yang sekali senggol rayu mau kencan kemana saja asal di bayarin. Indira tipe wanita yang punya pendirian dan susah untuk melabuhkan hati kepada seseorang begitu saja. Sampai akhirnya gue menyimpulkan ketika kita ingin mendapatkan cinta seseorang sesegeralah mungkin jadikan dia  sebagai pemikiran kita.

Orang yang bener bener mencintai, saat berjuang untuk orang yang belum tentu di miliki kadang tetap merasa bahagia. Orang yang tak benar mencintai pasti masih mikir untung ruginya, pantes tidaknya, matematis dan logika. Karena algoritma cinta itu unik. Kita gak bisa compare apple to apple untuk menciptakan pasangan yang harmonis dan bahagia. Dua orang dengan kesetaraan IQ dan EQ tidak menjamin langgengnya sebuah hubungan.

Gue gak  pernah berharap menjadi orang yang terbaik dan spesial buat indira, gue ngaca juga sih, cowok kampungan jamet mana ada yang mau. Tapi gue selalu berusah memberikan yang terbaik dan spesial buat indira, apapun itu. Semoga dekat dengan indira menjadikan gue lebih dekat dengan tuhan. Dan indira menjadi seseorang yang gue cari dan juga yang mencari gue.

Saat menulis ini gue sedang menunggu balasan line dari indira. gue harap indira gak akan pernah bosan dengan cara gue deketin dia, dengan cara gue merhatiin dia, dengan cara gue yang suka maksa kalau ngajak dia ketemu, atau pun dengan cara gue yang selalu ingin nganterin dia pulang, walaupun kadang dia gak mau.

Kalaupun gue di perintah tuhan hanya sebatas menjadi penghibur di kala indira sedang bersedih saja, gue ikhlas koq. Karena gue berusaha menjadi lelaki yang datang kepada wanita untuk menjadi dia senang, bukan untuk menjadi dia mau.

BTW bales kali line gue. hehehe


Fyi, indira itu nama samaran yang di pilih seseorang untuk judul cerita yang gue buat.
MRH. 

Thursday, November 3, 2016

HARAPAN YANG SALAH

Ada dua hal di dunia ini yang menjadi misteri bagi semua manusia. Pertama kematian, kita gak akan pernah tahu kapan kita akan mati dan seperti apa nanti ketika mati. semuanya benar benar menjadi hak preogratif tuhan. Yang kedua adalah jodoh, seangan anganya kita pengen berjodoh sama pevita pearce, tapi kalau tuhan gak menghendaki kita mau apa ?. Semua sama, jodoh dan kematian hanya tuhan yang mengatur.

Hari ini tepat dua bulan gue kuliah di kampus baru, segala pelik kehidupan mahasiswa mulai gue rasakan kembali. Dari pertemanan yang mengasikan, tugas yang tiada tara hentinya , hingga mata yang  harus berkamuflase menjadi mata panda karena sedikitnya waktu untuk beristirahat. lalu Bagaimana dengan cinta ? , menyedihkan. Dalam kurun satu bulan ini tak kurang ada 7 wanita yang gue speak, dengan alibi “banyak teman banyak rezeki ” , dan 6 diantara nya menolak karena merasa tanpa ada gue dia masih banyak rezeki.  Tapi gak papalah masih ada yang mau terjerumus dalam aliran statmen sesat gue, jadi gak sedih sedih amat.

Kita hidup di dunia yang mempunyai tempat luas akan kenangan. Ada sedih , senang , suka , duka, dan jika semua nya bisa di satukan maka hati kita akan berfungsi. Seperti saat ini, gue merasakan nikmatnya jatuh cinta dengan salah satu cewek di kampus. Dia ayu, gadis fakultas psikologi yang gue speak bareng temen gue jali di sudut kantin. perkenalan kita berdua terbilang unik, berawal dari obrolan sok ngerti tentang psikologi, saling menyama nyamakan hal apapun, ngobrolin filsafat,  hingga ujung ujung nya minta nomer whatsap. Standar sih konsep perkenalan nya, tapi berbobot subtansinya. Biar keliatan intelek, sebab pencitraan di butuh kan untuk menimbulakan kesan saat pertama bertemu.

Kurang lebih 15 menit perbincangan kita saat itu. mencoba mencairkan suasana, gue dan jali sedikit melemparkan jokes komedi yang bisa membuatnya tertawa. Karena prinsip PDKT menurut gue, cewek akan lebih senang ketika bisa berbincang bincang dengan cowok yang humoris. Kami menikmati perbincangan yang menarik , sampai ayu tak tersadar kalau gue memperhatikan hidung pesek dia yang mirip hidung hidung wanita korea utara. Walaupun pada hakikatnya wanita cantik bebas mau ngapain aja, tiap hari kelamin cowok di jadiin bahasa sehari hari aja masih banyak yang suka, awkarin. Apalagi Cuma perkara hidung yang mirip hidung koala.

Ayu tipe wanita yang santai dalam pembawaan nya dan serius dalam pemikiranya, itu terlihat dari perbincangan kita di WA. Saat itu kita sedang memperbincangkan siapakah yang lebih sayang anak anak, kak seto apa syeh puji. Menurut ayu lebih sayang syeh puji ketimbang kak seto, syeh puji menunjukan kasih sayang kepada anak anak dengan tidak hanya bicara, tapi langsung menikahinya.
Berbeda dengan kak seto yang lebih banyak retorica nya saja. Menarik, mungkin akan panjang jadinya ketika gue memilih topik perbincangan rasa tahu bulat yang kalau gak di goreng dadakan apakah masih rasanya enak dan harganya 500 an ??.

Hari demi hari gue jadi semakin deket sama ayu, kita juga sudah membuat janji untuk meluangkan satu malam ngopi bareng di kedai kopi deket kampus, satu meja , satu aroma dalam balutan rasa yang sama. Bagian terpenting dalam setiap pertemuan adalah menghindari bau ketek yang berkecambuk. sebelum datang hari dimana gue dan ayu kencan pertama gue mencukur bulu ketek gue dengan brutal hingga tak satu pun tersisa. Tak masalah jika memang bisa menghindari bau ketek yang menyebalkan ini. Begitupun dengan pembawaan gue, di saat ngobrol nanti jangan sampai gue ngelantur kaya orang lagi giting ganja. Gue harus tetep jadi diri gue sendiri, sebab kencan pertama dengan orang yang kita suka menimbulkan efek kekacauan paling dahsyat dalam diri manusia. Ada sebuah pertanyaan besar dalam benak kita, apakah gue tetep jadi diri gue sendiri , atau kah gue harus bertingkah seperti orang lain yang pasangan kita suka?.


Gue emang gak se perfect dilan di novelnya pidi baiq, atau se menawan nya lee min ho di drama drama korea, gue Cuma cowok tegal yang hidup di jakarta dengan se abreg ke jawaan nya yang masih melekat. tapi se enggak nya gue punya versi gue sendiri buat ngebahagianin cewek yang gue suka. Contohnya pas lagi jalan, untuk mengefisiensi pengeluaran duit , gue biasanya bawa nasi bungkus yang gue beli dari warteg yu jum deket rumah, mengingat harga makanan di mall mahal. Kalau haus tinggal minum air kran di toilet, hal itu juga untuk mengkampanyekan hidup hemat air, dari pada air di buang banyak hanya untuk mencuci muka mending di minum. Klimaksnya adalah semua orang akan berfikir gue aneh, tapi gue bahagia ketika berusaha melakukan sesuatu hal yang menjauh dari prinsip – prinsip umum yang sangat mendasar.

Akhirnya hari kencan gue dan ayu tiba. Gue mempersiapkan segalanya untuk bisa tampil se elegan mungkin. Rambut klimis, kumis klimis , sampai sepatu gue tutupin plastik biar gak kena debu. Kurang ajar ayu, selalu membuat hal untuk gue bisa mencintainya. tapi gue harus jalani ini semua, berdiri maju kedepan sampai gue bisa liat ayu memposting foto mesra kita berdua di instagram dengan caption “ Long last yaa cintaku” mengikuti trend relationship goals remaja metropolitan yang kekinian.
Namun semua nya berubah 360 drajat begitu saja ketika ayu mengirimkan pesan line. “Riko maaf yaa, mungkin kita udahan aja yaa, mantan aku ngajak balikan, jadi gak enak kalau kita masih berhubungan” tulis ayu dalam pesan line. Pesan yang sama sekali gak gue harapin untuk masuk kotak pesan line gue. Dengan sedikit tidak percaya gue membalas pesan ayu “ kaya ibu ibu naik motor matic ya, lampu sen nya ke kiri belok nya ke kanan. Selamat berbahagia” .

Hati gue kecewa terpuruk, seakan tak bisa menerima. Salah gue terlalu cepat untuk bisa menyimpulkan kalau gue mencintainya. Gue telalu ambisius sehingga menciptakan rasa takut mendapatkan kegagalan. Di sisi lain gue berfikir mungkin ini balasan semesta kepada gue yang sering membuat orang terlalu cepat mencintai gue dan meninggalkannya begitu saja.

Ketidak pastian yang ayu berikan , memberikan sebuah kepastian kalau gue harus sesegera mungkin meninggalkan harapan  sebelum gue di gilakan oleh perasaan. Kita sering sekali menjadi bebal dan tidak berpikir rasional akibat perasaan, ibu dari segala harapan. Gue tidak menyalahkan waktu yang datang tidak tepat pada orang yang benar, sebab momentum itu di ciptakan pada kesempatan yang tepat, bukan di tunggu.


Gue mendapatkan patah hati yang kesekian kalinya, semoga dari setiap patah hati gue dapat belajar untuk bisa membuat sebuah keputusan yang benar. Gue juga tidak menutup diri dengan ayu, gue ingin tetap mengenal nya. Gak masalah gue gak pacaran sama ayu, yang penting dia tetep ada di bumi aja udah bikin gue seneng. Terimakasih ayu atas hari yang singkat mengenalmu, dan kini biarkan aku selalu ingin tahu kabarmu.
MRH.