Ada dua hal di dunia ini yang menjadi misteri bagi semua
manusia. Pertama kematian, kita gak akan pernah tahu kapan kita akan mati dan
seperti apa nanti ketika mati. semuanya benar benar menjadi hak preogratif
tuhan. Yang kedua adalah jodoh, seangan anganya kita pengen berjodoh sama
pevita pearce, tapi kalau tuhan gak menghendaki kita mau apa ?. Semua sama,
jodoh dan kematian hanya tuhan yang mengatur.
Hari ini tepat dua bulan gue kuliah di kampus baru,
segala pelik kehidupan mahasiswa mulai gue rasakan kembali. Dari pertemanan
yang mengasikan, tugas yang tiada tara hentinya , hingga mata yang harus berkamuflase menjadi mata panda karena
sedikitnya waktu untuk beristirahat. lalu Bagaimana dengan cinta ? , menyedihkan.
Dalam kurun satu bulan ini tak kurang ada 7 wanita yang gue speak, dengan alibi
“banyak teman banyak rezeki ” , dan 6 diantara nya menolak karena merasa tanpa
ada gue dia masih banyak rezeki. Tapi gak
papalah masih ada yang mau terjerumus dalam aliran statmen sesat gue, jadi gak
sedih sedih amat.
Kita hidup di dunia yang mempunyai tempat luas akan
kenangan. Ada sedih , senang , suka , duka, dan jika semua nya bisa di satukan
maka hati kita akan berfungsi. Seperti saat ini, gue merasakan nikmatnya jatuh
cinta dengan salah satu cewek di kampus. Dia ayu, gadis fakultas psikologi yang
gue speak bareng temen gue jali di sudut kantin. perkenalan kita berdua
terbilang unik, berawal dari obrolan sok ngerti tentang psikologi, saling
menyama nyamakan hal apapun, ngobrolin filsafat, hingga ujung ujung nya minta nomer whatsap. Standar
sih konsep perkenalan nya, tapi berbobot subtansinya. Biar keliatan intelek,
sebab pencitraan di butuh kan untuk menimbulakan kesan saat pertama bertemu.
Kurang lebih 15 menit perbincangan kita saat itu. mencoba
mencairkan suasana, gue dan jali sedikit melemparkan jokes komedi yang bisa
membuatnya tertawa. Karena prinsip PDKT menurut gue, cewek akan lebih senang
ketika bisa berbincang bincang dengan cowok yang humoris. Kami menikmati perbincangan
yang menarik , sampai ayu tak tersadar kalau gue memperhatikan hidung pesek dia
yang mirip hidung hidung wanita korea utara. Walaupun pada hakikatnya wanita
cantik bebas mau ngapain aja, tiap hari kelamin cowok di jadiin bahasa sehari
hari aja masih banyak yang suka, awkarin. Apalagi Cuma perkara hidung yang
mirip hidung koala.
Ayu tipe wanita yang santai dalam pembawaan nya dan
serius dalam pemikiranya, itu terlihat dari perbincangan kita di WA. Saat itu
kita sedang memperbincangkan siapakah yang lebih sayang anak anak, kak seto apa
syeh puji. Menurut ayu lebih sayang syeh puji ketimbang kak seto, syeh puji
menunjukan kasih sayang kepada anak anak dengan tidak hanya bicara, tapi
langsung menikahinya.
Berbeda dengan kak seto yang lebih banyak retorica nya
saja. Menarik, mungkin akan panjang jadinya ketika gue memilih topik
perbincangan rasa tahu bulat yang kalau gak di goreng dadakan apakah masih
rasanya enak dan harganya 500 an ??.
Hari demi hari gue jadi semakin deket sama ayu, kita juga
sudah membuat janji untuk meluangkan satu malam ngopi bareng di kedai kopi
deket kampus, satu meja , satu aroma dalam balutan rasa yang sama. Bagian
terpenting dalam setiap pertemuan adalah menghindari bau ketek yang
berkecambuk. sebelum datang hari dimana gue dan ayu kencan pertama gue mencukur
bulu ketek gue dengan brutal hingga tak satu pun tersisa. Tak masalah jika
memang bisa menghindari bau ketek yang menyebalkan ini. Begitupun dengan pembawaan
gue, di saat ngobrol nanti jangan sampai gue ngelantur kaya orang lagi giting
ganja. Gue harus tetep jadi diri gue sendiri, sebab kencan pertama dengan orang
yang kita suka menimbulkan efek kekacauan paling dahsyat dalam diri manusia.
Ada sebuah pertanyaan besar dalam benak kita, apakah gue tetep jadi diri gue
sendiri , atau kah gue harus bertingkah seperti orang lain yang pasangan kita
suka?.
Gue emang gak se perfect dilan di novelnya pidi baiq,
atau se menawan nya lee min ho di drama drama korea, gue Cuma cowok tegal yang
hidup di jakarta dengan se abreg ke jawaan nya yang masih melekat. tapi se
enggak nya gue punya versi gue sendiri buat ngebahagianin cewek yang gue suka. Contohnya
pas lagi jalan, untuk mengefisiensi pengeluaran duit , gue biasanya bawa nasi
bungkus yang gue beli dari warteg yu jum deket rumah, mengingat harga makanan
di mall mahal. Kalau haus tinggal minum air kran di toilet, hal itu juga untuk
mengkampanyekan hidup hemat air, dari pada air di buang banyak hanya untuk
mencuci muka mending di minum. Klimaksnya adalah semua orang akan berfikir gue
aneh, tapi gue bahagia ketika berusaha melakukan sesuatu hal yang menjauh dari
prinsip – prinsip umum yang sangat mendasar.
Akhirnya hari kencan gue dan ayu tiba. Gue mempersiapkan
segalanya untuk bisa tampil se elegan mungkin. Rambut klimis, kumis klimis ,
sampai sepatu gue tutupin plastik biar gak kena debu. Kurang ajar ayu, selalu
membuat hal untuk gue bisa mencintainya. tapi gue harus jalani ini semua, berdiri
maju kedepan sampai gue bisa liat ayu memposting foto mesra kita berdua di
instagram dengan caption “ Long last yaa cintaku” mengikuti trend relationship
goals remaja metropolitan yang kekinian.
Namun semua nya berubah 360 drajat begitu saja ketika ayu
mengirimkan pesan line. “Riko maaf yaa,
mungkin kita udahan aja yaa, mantan aku ngajak balikan, jadi gak enak kalau
kita masih berhubungan” tulis ayu dalam pesan line. Pesan yang sama sekali
gak gue harapin untuk masuk kotak pesan line gue. Dengan sedikit tidak percaya
gue membalas pesan ayu “ kaya ibu ibu naik
motor matic ya, lampu sen nya ke kiri belok nya ke kanan. Selamat berbahagia” .
Hati gue kecewa terpuruk, seakan tak bisa menerima. Salah
gue terlalu cepat untuk bisa menyimpulkan kalau gue mencintainya. Gue telalu
ambisius sehingga menciptakan rasa takut mendapatkan kegagalan. Di sisi lain
gue berfikir mungkin ini balasan semesta kepada gue yang sering membuat orang
terlalu cepat mencintai gue dan meninggalkannya begitu saja.
Ketidak pastian yang ayu berikan , memberikan sebuah
kepastian kalau gue harus sesegera mungkin meninggalkan harapan sebelum gue di gilakan oleh perasaan. Kita sering
sekali menjadi bebal dan tidak berpikir rasional akibat perasaan, ibu dari
segala harapan. Gue tidak menyalahkan waktu yang datang tidak tepat pada orang
yang benar, sebab momentum itu di ciptakan pada kesempatan yang tepat, bukan di
tunggu.
Gue mendapatkan patah hati yang kesekian kalinya, semoga
dari setiap patah hati gue dapat belajar untuk bisa membuat sebuah keputusan
yang benar. Gue juga tidak menutup diri dengan ayu, gue ingin tetap mengenal
nya. Gak masalah gue gak pacaran sama ayu, yang penting dia tetep ada di bumi aja udah bikin gue seneng. Terimakasih ayu atas hari yang singkat mengenalmu,
dan kini biarkan aku selalu ingin tahu kabarmu.
MRH.