Wednesday, February 14, 2018

KAMIS PAGI


“jika memang marahmu adalah hukuman untuk membuatku jera merokok, maka aku akan terima”

Sejak subuh tadi jakarta di guyur hujan lebat yang berakibat merekat nya bantal di muka secara permanent. Hujan di bulan februari ini selalu di kait kait kan dengan perayaan imlek , jujur saya belum mengerti apa korelasi nya. Tapi biarkan saja pasti ada kepercayaan kepercayaan tertentu yang orang percai. Initnya saya ikut senang saat imlek , karena Cuma di hari imlek saya bisa makan jeruk sepuas nya.

Tapi suara rintihan hujan di kamis ini tak semerdu suara rintihan hujan di hari minggu, bukan karena tidak tercium nya bau nasi goreng spesial buatan bude, tapi memang rasanya hari ini saya tidak bisa bersantai santai di rumah, Sebab masih banyak deadline pekerjaan yang harus saya selesaikan di minggu ini.

Segeralah dengan brutal saya angkat badan dari belenggu kenyamanan kasur , bergegas mandi dan bersiap untuk berangkat ke kantor. Tapi memang sepertinya hujan itu ibarat kryptonite. Melemahkan dan memalaskan. Sesekali saya melirik awan hitam yang menggelayut di kejauhan, beberapa kali pula niat saya untuk berangkat ke kantor luntur di bawa angin.  Pikir saya percuma saja saya masuk kerja kalau nanti masuk angin.

Rupanya cuaca mendung tidak menghalangi beberapa orang untuk berpergian dan beraktivitas. Saya berpapasan dengan pak ratno penjual bubur ayam langganan yang terlihat semangat mendorong gerobak nya, tidak ada tampak raut khawatir di wajahnya. Sementara saya masih saja bolak balik melihat intesitas hujan. Cemen ahhh!!. Akhirnya dengan rasa nekad saya memberanikan diri untuk berangkat , walaupun ada hirauan dari bude untuk menunggu sebentar lagi, tapi hirauan itu tak saya anggukan.

Namun sial nya di sekitar jalan raya pedongkelan seberang daan mogot, hujan mulai dengan kasar turun ke bumi. Semangat yang sudah terbakar tiba tiba langsung padam pergi ke arah warkop mas amri yang memang kebetulan dekat.  Sekaligus menegaskan kalau memang hari ini hari kelabu bagi saya.

“ eh kumis, sini mis masuk tar kamu masuk angin” sapa mas amri dengan logat jawanya yang kental. Saya dan mas amri memang sudah kenal lama sejak kami berdua bertemu di komunitas pecinta via vallen (Vianisty). Selain karena kekaguman kami dengan mbak via vallen, komunitas ini juga mempunyai misi yang cukup mulia, yaitu misi untuk mengkoplokan indonesia dari jajahan musik barat.

“ Mas indocafe satu ya mas, yang anget. “ ucap saya kepada mas amri sembari membuka jaket saya yang basah kehujanan. Tak lama kemudian indocafe pesanan saya datang, di barengi dengan sepiring mendoan dari mbak ani istri dari mas amri. “wehh mendoan nya, tau aja mbak ani obat yang bikin saya jadi gak kedinginan” ujar saya. Di kalangan paguyuban warkop se cengkareng saya rasa hanya warkop mas amri saja yang menyediakan mendoan, berbeda dengan warkop pada umumnya yang konsen menjual mie instan dan kopi semata.
“kamu terakhir beli mendoanku pas malam malam buat pacarmu itu loh mis, lama banget gak beli lagi” cetus mbak ani.
“hehe iya mbak, beberapa bulan ini saya lagi sibuk organisasi. Sampe lupa sowan ke warung lagi”
“owalah ,terus gimana pacarmu sekarang ?”
“alhamdulliah dia masih waras, dan tetep jadi wanita” jawab ku dengan di ikuti gelengan kepala dari mbak ani.

Hujan masih saja belum berhenti seperti kesedihan yang hari ini belum usai di hati . Teringat dengan kekecewaan annisa samalam yang membuat hari ini tak bersemangat. sampai tak sadar sudah hampir setengah jam saya mengaduk kopi hingga lupa meminum nya.

“mis koe ki ngelamun dari tadi mikirin apa ? , kopi mu sudah jadi agar itu” tanya mas amri dengan keheranan.
“ehh sorry mas , hehehe”
“mikiri apa ? dari tadi mata mu kosong, pasti ada yang di pikirin”
“pacarku yang waktu itu saya beliin mendoan malam-malam loh mas, masih ingat ?”
“ya, kenapa dia ? berubah jadi cowok ?”. tanya mas amri dengan penasaran , sekaligus mempertanyakan bentuk asli annisa.
“semalam saya bikin dia kecewa mas”.
“nah loh, emang nya kenapa ?”
“ saya ketahuan ngerokok mas “ jawab saya dengan menyeruput kopi yang sudah lama diaduk.
“ bukanya kamu sudah berhenti merokok ? “
“ iya tapi kemarin sore saya nyoba sebatang lagi.”

Mungkin sudah hampir tiga bulan ini saya sedang mencoba untuk berhenti merokok. Niatan ini hasil diskusi panjang dengan annisa yang mematahkan argumen saya tentang merokok. Kata annisa harusnya saya bisa berhenti merokok juga tanpa alasan karena awal saya merokok juga dengan tanpa alasan. harusnya kamu bisa dengan mudah dan tanpa alasan dong berhenti merokok , awal kamu merokok juga tanpa alasan. Sepenggal argumen yang sampai saati ini menjadi kekuatan tetap kenapa saya berhenti merokok.

Saya jadi teringat cerita mbak ani ketika dia mati matian memperjuangkan mas amri untuk berhenti merokok. Mbak ani pernah bilang bahwa kunci utamanya adalah komitmen atau niat, disisi lain dukungan dari orang terdekat sangat berpengaruh.

Walapun annisa jutek percayalah tidak selamanya orang jutek itu acuh. Biasanya justru mereka memiliki segudang perhatian walaupun harus dengan kata-kata yang tajam. Ada sindiran dan dorongan untuk mengubah orang. Begitulah cara annisa, dan begitulah mungkin cara nya untuk memaknai hidup. Dengan melihat sudut pandang dan memaknai absurditas dunia dengan kenyinyiran.

saya menikmati di tiga minggu terakhir ini menjadi lelaki yang bebas rokok, menyenangkan dan bikin gendut. Annisa selalu memberikan sudut pandang baru yang tentunya agar saya berhenti bukan semata mata karena dia, melain kan karena pemikiran sendiri.

Annisa dimanapun kamu saati ini membaca tulisan ini, jika memang kemarahanmu adalah sebuah hukuman untuk menjadikan saya jera merokok, maka saya terima. Buat saya ini adalah hukuman terberat dan sakit ketimbang rasa kecut menahan tidak merokok. Pasti ada banyak makna di balik kemarahanmu, tapi bukan berrti kamu tidak memaafkan bukan ?.

terakhir sekaligus menyudahi tulisan ini karenan memang hujan sudah reda, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih atas sedikit pemikiran baru mu yang mengubah sudut pandangku, setidaknya saat ini kamu menjadi orang pertama yang berhasil mengubah sudut pandangku tentang rokok, maaf telah membuatmu kecewa.

MRH


Monday, February 12, 2018

SURAT RINDU UNTUK IBU


Bu, membuka surat ini dengan menanyakan kabarmu kurasa terlalu baku. Beberapa menit yang lalu kita baru saja bertukar kabar via pesan singkat di ponsel. Tapi, hari ini di tengah hiruk pikuknya kesibukan, terselip rindu padamu yang tak bisa aku ucapkan. Entah dengan alasan malu atau mungkin kedekatan kita yang tak seintens dulu. Karenanya surat ini tentang rindu yang sulit terucap, tentang sayang yang tak sempat terkatakan.

Mungkin saat membaca ini ibu sedang sibuk membersihkan rumah atau tengah sibuk memberi ceramah kepada si rafi yang ndableg nya minta ampun. Di tengah rutinitas itu aku berharap ibu sempat membaca nya.

Pernah terbesit di benak ibu mengapa tak pernah mendengar kata rindu dari ku, atau bahkan mendengar kata sayang yang terucap dari mulutku. Entah mengapa kalimat manis itu amat sangat berat di ungkapkan. Dan pada akhirnya hanya pernyataan ingin pulang yang mewakili ungkapan rindu itu. Berbeda dengan annisa kekasih ku yang dengan mudah mengucap itu tanpa beban.

Oh iya aku hampir lupa bu, sekarang aku sudah punya kekasih. Annisa namanya , wanita yang ku kenali saat liputan di kampus. dia wanita periang yang mengajariku betapa menyenangkan nya menjadi diri sendiri. seseorang yang membuat ku untuk berani berkomitmen kembali setelah 4 tahun ini aku sama sekali tak peduli dengan sebuah hubungan berkomitmen. tapi sayang bu annisa masih belum bisa membedakan mana sabun detergen mana sabun mandi hehehe, maklum bu annisa lebih sering ngelondri dari pada nyuci. Kalau soal masakan ibu tak usah khawatir, dia sudah bisa membedakan mana gula dan mana garam, masakan dia juga enak koq bu walaupun terkadang rasa pedas lada nya lebih dominan ketimbang pedas cabai. Initnya aku bahagai menjalani hari bersama dia, karena kita tau kita saling mencintai karena kekurangan kita masing masing.

Mungkin kalau dipikir-pikir ini terdengar lucu ya, Bu. Dulu saat kita dekat, kita sering berdebat. Ya, itu karena kita berdua punya pandangan yang berbeda tentang masa depan. Aku yang ingin menentukan kemana arahku nanti sementara ibu tetap bersikekeh kalau aku harus menjadi seorang pegawai negeri seperti kebanyakan keluarga kita. Tapi percalah bu aku disini penuh dengan tanggung jawab dengan apa yang telah aku pilih.

Bu, bisa jadi alasan mengapa aku sulit berucap rindu, semata karena aku ingin membahagiakan Ibu bukan dengan ‘sekadar’ ucapan. Aku ingin membahagiakanmu dengan tindakan. Meski kadang ucapan rindu juga diperlukan sebagai bukti sayang. Aku sadar betul bahwa agenda untuk membahagiakanmu selalu kalah dengan segudang impian yang sudah kurencakan.

Kendati ucapan rindu dan sayang tak pernah ku utarakan , mendoakanmu menjadi agenda wajib setelah lima waktu ku tunaikan.

Setidaknya mendoakanmu menjadi agenda wajibku setelah selesai solat. Hanya doa yang bisa kubisingkan, semoga ibu tetap dalam lindungan allah swt. Titp salam untuk tata, rafi , mbah kakung dan mbah uti. Aku menyayangi kalian.


Salam rindu dari rantau.
MRH

Thursday, February 8, 2018

PERKARA MATA TERBUKA

Saat menulis ini saya sedang menunggu balasan chat dari kamu yang sedari tadi membuat saya menunda buang air besar. Kurang ajar memang cinta membuat saya selalu berurusan dengan hal hal yang tidak normal. Tapi mau bagaimana lagi, saya bahagia.

Saat menulis ini saya juga sedang teringat perdebatan kita semalam tentang hal apa yang di lakukan orang setelah bangun tidur. Saya berpendapat bahwa hal yang di lakukan orang setelah bangun tidur adalah sadar. Menyadarkan diri terlebih dahulu, mana mungkin orang bangun tidur tapi tidak sadar. tapi kamu dengan keras kepala bersikukuh kalau orang habis bangun tidur pasti buka mata. Pernyataan yang mebuat saya tertawa terpingkal pingkal, logika nya mana ada orang buka mata tapi tidak sadar .

Tapi tak pikir pikir ada betulnya juga pernyataan kamu, banyak juga orang orang yang terkadang melakukan sesuatu dengan mata terbuka tapi tidak sadar. Contoh nya , ngambil gorengan 3 di kantin tapi ngakunya nya 2.  Saat mengambil dan makan gorengan mata kita jelas terbuka, tapi saat akan membayarnya tiba tiba kita tidak sadar kalau kita makan gorengannya 3. Pun begitu dengan saya , saya masih saja belum sadar bahwa seharian ini saya belum ketemu kamu. Tidak seperti beberapa hari yang lalu ketika kita rutin bertemu, walaupun pertemuan itu menjadi sebuah pertemuan yang mengenaskan bagi saya lantaran selalu mendapatkan luka gigitan dari 2 taring seksi mu itu. Kebiasan kebiasaan itu yang sebenarnya tak kita sadari jika tak kita lakukan akan bermetamorfosa menjadi rindu.

Dugaan saya benar , rindu tak sebercanda saat saya sering membuly kamu lantaran pernah khilaf mengerjakan ujian matematika dan mendapat nilai 39. Ada kebiasaan yang tidak kita lakukan dalam paruh waktu yang membuat roda dinamika kehidupan kita tersendat, dan Kamu di butuhkan agar roda itu lancar kembali.


Ya sudahlah saya nikmati dulu rindu dan kapal api sasetan ini. Semoga setibanya di rumah , kamu di beri keberkahan dari allah untuk ingat saya juga.

MRH