Monday, March 6, 2017

Mbak mbak pengawas ujian

Atas nama hati yang dengan mudahnya kau curi sejak pertama kali kau menjadi pengawas di ujian akhir semesterku , izin kan aku untuk menulis sedikit demi sedikit goresan rasa yang ku tuangkan di blog ini.

Sudah lama rasanya aku tidak jatuh cinta. Debar bahagia aku siap menyambutnya. Patah hati pun aku terima, yang terpenting kini hatiku bukan lagi tentang dia. Telah aku bersihkan debu-debu usang yang merekat di dinding hatiku. Menghanguskan sisa ruang yang pernah dia tempati, menyiapkan singgasana untuk satu permaisuri. Iya, satu saja. Aku tak begitu pandai bersiasat untuk berbagi tempat, sehingga melupakan adalah hal yang begitu berat. Namun dibandingkan cintaku, semesta pun terlalu ringan bila aku telah menaruh perasaan.

Sebelum semuanya terlampau jauh dan di hatimu aku benar-benar jatuh. Aku mohon siapkan otot wajahmu terutama bagian pipi Sebab tertawa bersamaku bisa jadi begitu lama, dan sungguh aku tak ingin senyum indahmu mati. Maaf jika aku begitu lancang ingin melahap bola matamu, juga mengoleksi setiap cemberutmu. Sungguh kamu begitu menggemaskan, buatku semakin percaya kemampuan penciptaan Tuhan.

Pundak dan telingaku, miliki dan pergunakan sepuasmu. Terutama saat kebingungan melanda, ia akan tetap menenangkanmu dengan setia. Aku serahkan pelukan sebagai hadiah asalkan hatimu tak lagi dirundung resah. Jangan ragu untuk meminta tolong, kelak aku juga akan merepotkanmu. Sejatinya cinta ada di tiap terpuruk, pada setiap cobaan kita akan saling menguatkan. Jangan takut apalagi meragu, disampingmu kini ada aku.
Izinkan aku mematenkan rindu, memelukmu agar nyata segala kangen. Menyanjungmu dalam perhatian, melepas lelah mereda masalah. Begitu lemah aku menerima derita sendirian, dan aku butuh tempat untuk berbagi kebahagiaan. Masa-masa sulit akan kita serap bersama. Aku, kamu, meriwayatkan kisah menandai masa lalu telah sirna. Kita adalah rahasia, dimana orang-orang akan terus bertanya kenapa kita bisa begitu bahagia.

Namun berujarlah jika memang kau tak menginikan semua ini, jika kau tak tega melihatku merasa kesakitan atas semua pengharapan ini. Agar aku mengerti dan mensadarkan diri untuk tidak mendekati seseorang yang memang sejatinya sedang menjauhiku.

Teruntukmu , Mbak mbak pengawas ujian.