Buka Facebook,
scrolling di News Feed untuk mengecek sudah ada berita terbaru atau artikel
terbaru apa lagi yang sedang viral, lucu, atau seru untuk di-share. Bosan,
pindah ke aplikasi Path, biasanya ada meme terbaru yang menggoda hati untuk
di-repath atau melihat banyak nya orang – orang yang chek in di tempat hits
untuk menunjukan betapa hipsternya mereka. Mulai dari yang berbau politik
sampai yang berbau praktik bullying terhadap orang-orang jomlo dan orang-orang
yang tinggal di dekat matahari (kalau punya Path, pasti mengerti maksud saya).
Setelah Path
dibaca-baca, pindah ke Twitter untuk melihat ada quote-quote apa yang bisa
di-retweet, biasanya mereka me retweet kata – kata bijak dari mario teguh, atau
kalimat mendayu dayu cinta dari dwitasari. Masih bosan? Pindah lagi ke
Instagram untuk sekedar nge-like foto-foto makanan yang cantik dan rata-rata
harganya setara uang kos sebulan, sambil nge-post foto-foto yang bisa kita
berikan hashtag #latepost atau #throwback atau #foodporn. buat cowok – cowok
jomblo Hastag #cewekbispak jadi pencarian utama selain akun mantanya.
Sepertinya hidup
orang zaman sekarang sangat ketergantungannya kepada sosial media, sudah kronis
ketergantunganya. Faedah pembuatan sosial media sekarang sudah sangat berbeda
dari awal di ciptakanya. Hal ini mengingat kan fenomena aneh yang saya alami di
awal tahun 2016 silam.
Saat itu, saya
iseng mendownload aplikasi kontak jodoh di ponsel pintar saya. Aplikasi kontak
jodoh yang memberikan pencerahan bagi mereka yang belum mempunyai pasangan,
atau memberikan kesempatan untuk mendua bagi mereka yang telah memiliki
pasangan. Memang memalukan menggunakan kontak jodoh di jaman globalisasi
seperti sekarang ini, tapi mau bagaimana lagi , tuntuntan hati untuk segera
dapat menemui tambatanya sudah tak terbendung. Cara menggunakan sosial media
ini mudah, kita akan di hadapkan oleh beberapa foto wanita, geser ke kanan
kalau suka dan geser ke kiri kalau kita tidak suka. Jika sama – sama saling
suka , maka akan ada pemberitahuan jika kita berjodoh. Di sesi ini kita bisa
chat secara pribadi, entah nantinya mau pindah ke aplikasi chat lainya atau
tetap stay di aplikasi ini.
Dua hari
menggunakan aplikasi ini saya langsung mendapatkan tiga belas wanita yang
sama sama suka dengan foto dan testimoni saya. Hal ini membuktikan anggapan orang kalau ganteng saya mubazir itu benar.
Dari tiga belas mengkerucut menjadi satu orang yang serius . Dia ani mahasiswa fakultas ekonomi universitas Indonesia semester
7. Mahasiswa asli cikarang bekasi jawa barat yang penampilanya mirip dengan
ariel tatum , penampilan di foto nya loh.
Kurang lebih satu bulan kami berdua intens bertukar kabar,cerita, saling
perhatian lewat aplikasi chating, sesekali kami juga bertelfon telfonan. Hingga
pada akhirnya kami memutuskan untuk bertemu untuk pertama kalinya. Tentunya kesempatan
bertemu dengan wanita yang saya idamkan tidak akan saya lewatkan begitu saja,
saya harus berpenampilan menarik unutk menimbukalkan prasangka bahwa saya
elegan tidak hanya di foto saja.
Akhirnya hari dimana kami berdua bertemu tiba juga, sebelumnya kami
janjian untuk makan malam bersama di salah satu kafe di margonda depok. Dalam perjalanan
dari rumah, hati saya di selimuti oleh frasa mungkin dan tidak mungkin. Mugkinkah
dia memang cantik dan humble seperti perkenalan kami di social media, ataukah
sebaliknya. Konsep perkenalan di kontak jondoh memang membiarkan kita menyukai
seseorang dari fisik terlebih dahulu, hal ini membuat sebuah asumsi bahwa
cantik dan menawan nya seseorang bisa di karenakan editan foto semata.
Jam menunjukan pukul delapan malam dan hati saya masih belum tenang karena
ani tak kunjung datang. Tangan saya masih saja mengaduk ngaduk secangkir kopi
hitam espresso yang mana rasanya lebih mirip kopi kapal api sesembari menengak
nengok sekitar sudut kafe menunggu ani datang. Beberapa menit berselang seorang wanita
bermasker dengan rambut setengah pirang, ukuran payudara 34B datang menghampiri
saya, dan ternyata itu ani. Dia lebih seksi dari apa yang saya bayangkan,
kulitnya mulus putih seperti susu sapi yang baru saja di peras oleh mamang
peternak sapi, hingga membuat sebuah hayalan jika saya pun ingin juga memeras
susu ani.
Duduk lah ani di hadapan saya dengan masker pemberina mas mas gojek yang
ia masih kenakan. Lalu dia memberikan sebuah alasan datang terlambat. Klasik sih
alasan wanita datang terlambat, kalau tidak dari salon pasti karena semalam habis
tidur dengan cowok. Ohh bukan itu terlambat datang bulan.
Namun benak saya masih saja belum tenang, masih ada pertanyaan besar
kenapa masker yang ani kenakan tak kunjung di lepas ? apa itu sebagai alat
peredam bau busuk mulutnya ? tapi biarlah toh nanti juga bakalan di lepas. Makanan
yang kami pesan pun datang, hati saya agak sedikit lega karena akan segera
melihat wujud asli biduan pantura ini. Tapi sekali lagi kesabaran saya di uji
kembali, dengan alasan ingin memperbaiki alis ani meminta izin untuk pergi ke
toilet sebentar. Sungguh kagum rasanya bisa satu meja dengan mahluk abstral
yang ingin alisnya tetap terlihat sempurna melengkung dalam kondisi apapun.
Seleseinya dari toilet ani kembali menghampiri, dia duduk dan perlahan
tangan nya membuka masker. Apa yang saya tunggu terjawab sudah, namun ekspetasi
yang saya buat hilang. Ani yang saya harapkan tidak sesuai denga realita di
dunia maya. dengan ekspresi kecewa, hati
saya berkata, oh tuhan jahat sekali social media. Membuat seseorang menjadi pembohong.
Social media seolah menjadi kamuflse impian sempurna ani. VSCO,C360, Beuty
plus, B12 menjadi senjata utama ani untuk tampil menawan. Social media berubah
fungsi untuk menjadi tempat memperlihatkan eksitensi diri, mengharuskan ani
untuk selalu tampil perfect walaupun harus membohongi diri sendiri.
Social media banyak mengubah kepribadian seseorang, cunun dan jelek nya
seseorang akan terlihat cantik dalam sekejap di duni maya. Hal ini tentu
membuat seseorang menjadi kecanduan untuk menghalalkan segala cara agar bisa
terlibat di dalam praktik kecantikan dunia maya. Belum lagi masalah masalah
perubahan budaya, awkarin contohnya. Jaman dulu di Indonesia wanita berbica
dengan lantang saja sudah di bilang tidak sopan, tapi sekarang awarin yang
memperlihatkan image kebarat baratan dengan kata kata binatang yang menjadi
kosakata sehari hari banyak di idolakan para remaja remaja hilang arah.
Dapat kita simpulkan Masalah psikologi dalam social media dapat membuat
seseorang menjadi berambisi, obsesi dan cenderung membohongi diri sendiri. Rasa obsesi bisa berbahaya bagi psikolgis
manusia, karena effek nya bisa menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan segala
sesuatu yang ada pada social media. Dan pada akhirnya kita akan melihat
seseorang mempunyai banyak keribadian di social media. Gunakan social media
secara bijak dan cerdas agar tidak timbul depresi pada diri kita.
Untuk itu saya mengajak teman teman agar ikut terlibat dalam gerakan
#onedaywithoutsocmed. Sebuah gerakan untuk mengurangi kecanduan kita di social media
serta untuk mengembalikan kehidupan social bermasyarakat yang yang aktif . Jadi
dalam satu minggu tentukan hari dimana kita menonaktifkan semua social media
kita. Saya yakin ketika kita sudah tidak begitu kecanduan social media kita
tidak akan lihat teman teman kita yang sibuk bermain ponsel saat hang out, kita
tidak akan melihat sepasang kekasih yang sedang kencan malah sibuk dengan
ponsel masing – masing, yang mana semua itu akan mengurangi keharmonisan dalam
sebuah hubungan. Kecil memang dampaknya tapi ingat hal besar selalu di awali
oleh sesuatu yang kecil.
Dan gerakan ini akan saya awali
besok hari kamis, saya akan menonaktifkan semua social media saya. menjadi
manusia yang aktif untuk bisa bersosial di masyarakat. Mengembalikan citra
bangsa Indonesia yang akan terkenal dengan sopan santunya. Jika teman teman
ingin ikut terlibat juga dalam gerakan ini, cukup upload foto di social media
manapun satu hari sebelum menonkatifkan social media dan sertakan hastag
#onedaywithoutsocmed. Sulit memang, tapi bisa.
MRH