Wednesday, December 14, 2016

#onedaywithoutsocmed

Buka Facebook, scrolling di News Feed untuk mengecek sudah ada berita terbaru atau artikel terbaru apa lagi yang sedang viral, lucu, atau seru untuk di-share. Bosan, pindah ke aplikasi Path, biasanya ada meme terbaru yang menggoda hati untuk di-repath atau melihat banyak nya orang – orang yang chek in di tempat hits untuk menunjukan betapa hipsternya mereka. Mulai dari yang berbau politik sampai yang berbau praktik bullying terhadap orang-orang jomlo dan orang-orang yang tinggal di dekat matahari (kalau punya Path, pasti mengerti maksud saya).

Setelah Path dibaca-baca, pindah ke Twitter untuk melihat ada quote-quote apa yang bisa di-retweet, biasanya mereka me retweet kata – kata bijak dari mario teguh, atau kalimat mendayu dayu cinta dari dwitasari. Masih bosan? Pindah lagi ke Instagram untuk sekedar nge-like foto-foto makanan yang cantik dan rata-rata harganya setara uang kos sebulan, sambil nge-post foto-foto yang bisa kita berikan hashtag #latepost atau #throwback atau #foodporn. buat cowok – cowok jomblo Hastag #cewekbispak jadi pencarian utama selain akun mantanya.

Sepertinya hidup orang zaman sekarang sangat ketergantungannya kepada sosial media, sudah kronis ketergantunganya. Faedah pembuatan sosial media sekarang sudah sangat berbeda dari awal di ciptakanya. Hal ini mengingat kan fenomena aneh yang saya alami di awal tahun 2016 silam.
Saat itu, saya iseng mendownload aplikasi kontak jodoh di ponsel pintar saya. Aplikasi kontak jodoh yang memberikan pencerahan bagi mereka yang belum mempunyai pasangan, atau memberikan kesempatan untuk mendua bagi mereka yang telah memiliki pasangan. Memang memalukan menggunakan kontak jodoh di jaman globalisasi seperti sekarang ini, tapi mau bagaimana lagi , tuntuntan hati untuk segera dapat menemui tambatanya sudah tak terbendung. Cara menggunakan sosial media ini mudah, kita akan di hadapkan oleh beberapa foto wanita, geser ke kanan kalau suka dan geser ke kiri kalau kita tidak suka. Jika sama – sama saling suka , maka akan ada pemberitahuan jika kita berjodoh. Di sesi ini kita bisa chat secara pribadi, entah nantinya mau pindah ke aplikasi chat lainya atau tetap stay di aplikasi ini.

Dua hari menggunakan aplikasi ini saya langsung mendapatkan tiga belas wanita yang sama sama suka dengan foto dan testimoni saya. Hal ini membuktikan anggapan orang kalau ganteng saya mubazir itu benar. Dari tiga belas mengkerucut menjadi satu orang yang serius . Dia ani mahasiswa fakultas ekonomi universitas Indonesia semester 7. Mahasiswa asli cikarang bekasi jawa barat yang penampilanya mirip dengan ariel tatum , penampilan di foto nya loh.

Kurang lebih satu bulan kami berdua intens bertukar kabar,cerita, saling perhatian lewat aplikasi chating, sesekali kami juga bertelfon telfonan. Hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk bertemu untuk pertama kalinya. Tentunya kesempatan bertemu dengan wanita yang saya idamkan tidak akan saya lewatkan begitu saja, saya harus berpenampilan menarik unutk menimbukalkan prasangka bahwa saya elegan tidak hanya di foto saja.

Akhirnya hari dimana kami berdua bertemu tiba juga, sebelumnya kami janjian untuk makan malam bersama di salah satu kafe di margonda depok. Dalam perjalanan dari rumah, hati saya di selimuti oleh frasa mungkin dan tidak mungkin. Mugkinkah dia memang cantik dan humble seperti perkenalan kami di social media, ataukah sebaliknya. Konsep perkenalan di kontak jondoh memang membiarkan kita menyukai seseorang dari fisik terlebih dahulu, hal ini membuat sebuah asumsi bahwa cantik dan menawan nya seseorang bisa di karenakan editan foto semata.

Jam menunjukan pukul delapan malam dan hati saya masih belum tenang karena ani tak kunjung datang. Tangan saya masih saja mengaduk ngaduk secangkir kopi hitam espresso yang mana rasanya lebih mirip kopi kapal api sesembari menengak nengok sekitar sudut kafe menunggu ani datang. Beberapa menit berselang seorang wanita bermasker dengan rambut setengah pirang, ukuran payudara 34B datang menghampiri saya, dan ternyata itu ani. Dia lebih seksi dari apa yang saya bayangkan, kulitnya mulus putih seperti susu sapi yang baru saja di peras oleh mamang peternak sapi, hingga membuat sebuah hayalan jika saya pun ingin juga memeras susu ani.

Duduk lah ani di hadapan saya dengan masker pemberina mas mas gojek yang ia masih kenakan. Lalu dia memberikan sebuah alasan datang terlambat. Klasik sih alasan wanita datang terlambat, kalau tidak dari salon pasti karena semalam habis tidur dengan cowok. Ohh bukan itu terlambat datang bulan.

Namun benak saya masih saja belum tenang, masih ada pertanyaan besar kenapa masker yang ani kenakan tak kunjung di lepas ? apa itu sebagai alat peredam bau busuk mulutnya ? tapi biarlah toh nanti juga bakalan di lepas. Makanan yang kami pesan pun datang, hati saya agak sedikit lega karena akan segera melihat wujud asli biduan pantura ini. Tapi sekali lagi kesabaran saya di uji kembali, dengan alasan ingin memperbaiki alis ani meminta izin untuk pergi ke toilet sebentar. Sungguh kagum rasanya bisa satu meja dengan mahluk abstral yang ingin alisnya tetap terlihat sempurna melengkung dalam kondisi apapun.

Seleseinya dari toilet ani kembali menghampiri, dia duduk dan perlahan tangan nya membuka masker. Apa yang saya tunggu terjawab sudah, namun ekspetasi yang saya buat hilang. Ani yang saya harapkan tidak sesuai denga realita di dunia maya.  dengan ekspresi kecewa, hati saya berkata, oh tuhan jahat sekali social media. Membuat seseorang menjadi pembohong. Social media seolah menjadi kamuflse impian sempurna ani. VSCO,C360, Beuty plus, B12 menjadi senjata utama ani untuk tampil menawan. Social media berubah fungsi untuk menjadi tempat memperlihatkan eksitensi diri, mengharuskan ani untuk selalu tampil perfect walaupun harus membohongi diri sendiri.

Social media banyak mengubah kepribadian seseorang, cunun dan jelek nya seseorang akan terlihat cantik dalam sekejap di duni maya. Hal ini tentu membuat seseorang menjadi kecanduan untuk menghalalkan segala cara agar bisa terlibat di dalam praktik kecantikan dunia maya. Belum lagi masalah masalah perubahan budaya, awkarin contohnya. Jaman dulu di Indonesia wanita berbica dengan lantang saja sudah di bilang tidak sopan, tapi sekarang awarin yang memperlihatkan image kebarat baratan dengan kata kata binatang yang menjadi kosakata sehari hari banyak di idolakan para remaja remaja hilang arah.

Dapat kita simpulkan Masalah psikologi dalam social media dapat membuat seseorang menjadi berambisi, obsesi dan cenderung membohongi diri sendiri.  Rasa obsesi bisa berbahaya bagi psikolgis manusia, karena effek nya bisa menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan segala sesuatu yang ada pada social media. Dan pada akhirnya kita akan melihat seseorang mempunyai banyak keribadian di social media. Gunakan social media secara bijak dan cerdas agar tidak timbul depresi pada diri kita.

Untuk itu saya mengajak teman teman agar ikut terlibat dalam gerakan #onedaywithoutsocmed. Sebuah gerakan untuk mengurangi kecanduan kita di social media serta untuk mengembalikan kehidupan social bermasyarakat yang yang aktif . Jadi dalam satu minggu tentukan hari dimana kita menonaktifkan semua social media kita. Saya yakin ketika kita sudah tidak begitu kecanduan social media kita tidak akan lihat teman teman kita yang sibuk bermain ponsel saat hang out, kita tidak akan melihat sepasang kekasih yang sedang kencan malah sibuk dengan ponsel masing – masing, yang mana semua itu akan mengurangi keharmonisan dalam sebuah hubungan. Kecil memang dampaknya tapi ingat hal besar selalu di awali oleh sesuatu yang kecil.


Dan gerakan ini akan saya awali besok hari kamis, saya akan menonaktifkan semua social media saya. menjadi manusia yang aktif untuk bisa bersosial di masyarakat. Mengembalikan citra bangsa Indonesia yang akan terkenal dengan sopan santunya. Jika teman teman ingin ikut terlibat juga dalam gerakan ini, cukup upload foto di social media manapun satu hari sebelum menonkatifkan social media dan sertakan hastag #onedaywithoutsocmed. Sulit memang, tapi bisa.

MRH