SURAT RINDU UNTUK IBU.
Apa kabarmu, bu?
Sepertinya sudah sangat lama, kita tak berbincang di ruang keluarga, berbagi cerita tentang apa saja, walaupun kadang aku suka pura-pura tak mendengarkan, karena obrolannya selalu berakhir dengan ceramah-ceramahmu tentang pola hidupku yang tak teratur, mulai dari sering telat makan, tak menjaga kesehatan, dan sholat yang selalu telat ku lakukan. Namun, seiring usiaku yang bertambah, akhirnya aku menyadari, semua itu engkau lakukan tak lain karena kekhawatiran dirimu terhadap aku, rasa perhatian dan kasih sayangmu sebagai seorang ibu.
ibu aku kangen masakanmu bu, sedapnya sayur asem dengan sambal terasi di tambah ikan asin yang membuatku tidak ingin telat duduk di ruang makan.aku rindu crewetnya si tata, rindu akan banyolan2 konyolnya yang selalu membuat aku geram.apalagi dengan dia yang sedang menganjak remaja, yang sudah mengenal cinta, bahkan sudah melakoni sebuah cinta, ya walaupun hanya sebuah cinta monyet.
aku rindu ravi bu, rindu akan tingkah2 gaduhnya dia, rindu memebelikan sebuah es cream yang selalu ia tanyakan ketika aku pulang sekolah.
Ibu, Dari suaramu, yang kudengar di ujung telepon rabu kemarin, aku harap keadaanmu baik-baik saja, dan berada dalam lindungan-Nya. Meski aku tahu, kadang engkau berusaha menyembunyikan kecemasan-kecemasan yang sedang dirasakan, juga membohongiku mengenai kesehatan dirimu, agar aku tenang dalam menjalani kehidupan.
Ibuku tersayang,
Ada masanya aku memilih tak ingin menjadi dewasa, aku merindukan saat-saat engkau timang dulu, saat aku belum mengenal apa-apa, selain kasih sayang darimu saja. Tapi, aku sering mengingat, itu bukanlah sesuatu yang selalu kau ajarkan. Engkau yang selalu mengajarkan kepadaku tentang kehidupan; memelihara kesabaran, juga bagaimana menjalani hidup dengan kesederhanaan. Besar rasa terima kasih yang hendak kusampaikan padamu, bu. Karena telah menjadikan aku seorang laki-laki, yang tabah menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang cukup rumit ini, yang menempa hidupku agar tak gampang mengeluh. Terima kasih untuk setiap lafadz yang mendo’akanku di setiap malammu.
Ibu,Di sinilah anakmu belajar memahami Setiap kelabu yang menyembur Dari sela-sela cakrawala
Ia adalah kemilau Ketika hati sedang bercermin pada kesucian.
Aku berjanji akan lebih baik lagi dalam menjaga kesehatan, tidak lagi terlambat sholat, untuk mengurangi kekhawatiranmu terhadap aku, dan berjanji akan lebih sering lagi meneleponmu, bu. Aku akan menjadi lelaki yang terus berjuang membahagiakanmu, membuatmu bangga mempunyai anak seorang aku.
ku harap kau disana masih punya taring yang kuat untuk menghadapi dunia ini..titip salam sayangku untuk TATA,RAVI, mbah Kakung, mbah uti.
dengan penuh rindu.
anakmu.Riko hidayat
Apa kabarmu, bu?
Sepertinya sudah sangat lama, kita tak berbincang di ruang keluarga, berbagi cerita tentang apa saja, walaupun kadang aku suka pura-pura tak mendengarkan, karena obrolannya selalu berakhir dengan ceramah-ceramahmu tentang pola hidupku yang tak teratur, mulai dari sering telat makan, tak menjaga kesehatan, dan sholat yang selalu telat ku lakukan. Namun, seiring usiaku yang bertambah, akhirnya aku menyadari, semua itu engkau lakukan tak lain karena kekhawatiran dirimu terhadap aku, rasa perhatian dan kasih sayangmu sebagai seorang ibu.
ibu aku kangen masakanmu bu, sedapnya sayur asem dengan sambal terasi di tambah ikan asin yang membuatku tidak ingin telat duduk di ruang makan.aku rindu crewetnya si tata, rindu akan banyolan2 konyolnya yang selalu membuat aku geram.apalagi dengan dia yang sedang menganjak remaja, yang sudah mengenal cinta, bahkan sudah melakoni sebuah cinta, ya walaupun hanya sebuah cinta monyet.
aku rindu ravi bu, rindu akan tingkah2 gaduhnya dia, rindu memebelikan sebuah es cream yang selalu ia tanyakan ketika aku pulang sekolah.
Ibu, Dari suaramu, yang kudengar di ujung telepon rabu kemarin, aku harap keadaanmu baik-baik saja, dan berada dalam lindungan-Nya. Meski aku tahu, kadang engkau berusaha menyembunyikan kecemasan-kecemasan yang sedang dirasakan, juga membohongiku mengenai kesehatan dirimu, agar aku tenang dalam menjalani kehidupan.
Ibuku tersayang,
Ada masanya aku memilih tak ingin menjadi dewasa, aku merindukan saat-saat engkau timang dulu, saat aku belum mengenal apa-apa, selain kasih sayang darimu saja. Tapi, aku sering mengingat, itu bukanlah sesuatu yang selalu kau ajarkan. Engkau yang selalu mengajarkan kepadaku tentang kehidupan; memelihara kesabaran, juga bagaimana menjalani hidup dengan kesederhanaan. Besar rasa terima kasih yang hendak kusampaikan padamu, bu. Karena telah menjadikan aku seorang laki-laki, yang tabah menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang cukup rumit ini, yang menempa hidupku agar tak gampang mengeluh. Terima kasih untuk setiap lafadz yang mendo’akanku di setiap malammu.
Ibu,Di sinilah anakmu belajar memahami Setiap kelabu yang menyembur Dari sela-sela cakrawala
Ia adalah kemilau Ketika hati sedang bercermin pada kesucian.
Aku berjanji akan lebih baik lagi dalam menjaga kesehatan, tidak lagi terlambat sholat, untuk mengurangi kekhawatiranmu terhadap aku, dan berjanji akan lebih sering lagi meneleponmu, bu. Aku akan menjadi lelaki yang terus berjuang membahagiakanmu, membuatmu bangga mempunyai anak seorang aku.
ku harap kau disana masih punya taring yang kuat untuk menghadapi dunia ini..titip salam sayangku untuk TATA,RAVI, mbah Kakung, mbah uti.