Monday, March 30, 2015

SURAT TERBUKA UNTUK PACAR YANG POSSESIF



Kepada pacarku yang aku sayangi, haruskah aku perkenalkan nama dulu di surat ini ? atau aku harus menyerahkan akta kelahiranku terlebih dahulu ? soalnya setiap kamu marah marah gak jelas, seperti orang yang hilang ingatan, sampai lupa namaku.

Kepada kamu yang kalau cemburu selalu bilang “gak apa –apa” , tahukah kamu kalau kalimat itu sangat sulit untuk di artikan.

Aku Tanya kamus besar bahasa Indonesia gak ada artinya, aku Tanya kamus bahasa inggris malah tambah ngawur. Dan ketika aku Tanya kamu , kamu malah jawab “pikir aja sendiri”.

Awalnya aku sempat berpikir untuk mengahiri hubungan ini saja, tapi ternyata itu adalah jalan yang sesat. Pikirku berkata, mempertahankan adalah jalan yang lurus. Namun, bukan berarti kamu harus tetap begitu dan aku harus terus menerima. Aku harus bertahan tapi melawan, dan kamu harus berubah.

Surat ini sebagai bentuk perlawanan aku terhadap kamu. cupu ? memang, tapi mau bagaimana lagi, Setiap kita beradu argument selalu saja di akhiri dengan kalimat “iya aku yang salah” dari mulutku.
Selain itu mata dan ekspresi kamu selalu mengalahkan keberanian ku.

Untung saja di surat ini kita tidak bertemu, tak ada teriakan tak ada cemberut dan tak ada kalimat “iya aku yang salah. Yang ada hanya kebebasan aku meluapkan perasaan tanpa ada rasa takut akan tangkisan argument kamu.

Baiklah sekarang aku kasih tau kamu.

Pertama, kenapa sih kamu ngelarang - ngelarang aku ? aku memang pacar kamu, tapi bukan berarti kehidupan aku juga untuk kamu, kita masih punya kehidupan masing- masing.
Pas kamu demen banget sama drama Korea aku selalu dukung kamu, bahkan semua poster anggota Boy before flower aku pasangin di kamar kamu. Tapi kenapa pas aku suka sama drama MAHABARATA kamu selalu ngelarang aku nonton ? apalagi alesan kamu nglarang aku nonton MAHABARATA Cuma gara gara kamu takut aku suka sama artis India. Kalau gitu sekalian aja kamu larang aku nonton Doraemon biar aku gak suka sama Ibu nya Nobita.

Kedua, kenapa sih kamu cemburuan banget ? aku tuh setia sama kamu. Tapi kamu apa ? setiap aku boncengin temen – temen cewek aku, kamu selalu ngambek di kira aku selingkuh. terus aku mesti gimana ? apa aku harus pura pura jadi tukang ojeg ?. jadi setiap aku boncengin temen cewek aku, ada alasan untuk kamu tidak cemburu.
Yang lebih parah lagi kamu cemburu setiap aku selfie sama temen cowok aku, dan malah ngira aku homo. Kalau benar aku homo , lalu kenapa kamu selalu Tanya mengapa burung aku selalu tegang pas peluk kamu ?.

Kamu jangan selalu merasa benar dong, setiap ada masalah aku yang selalu di salahin. Contohnya pas kamu telat masuk kelas, kamu marah sama aku karena aku yang terlambat jemput kamu, padahal kan kamu yang dandanya terlalu lama.

Oohh aku tau apa aku Cuma pelampiasan kemarahanmu saja ?
Kalau aku emang salah , coba buktikan semua kesalahanku dan adukan saja ke mahkamah konstitusi.
Lagian kenapa sih kamu selalu marah marah ?
Okelah untuk yang pertama alesan PMS bisa aku terima , manusiawi. Tapi gak setiap hari juga PMS di jadikan alesan.lagian Mamalia macam apa yang menstruasi setiap hari ?

Dan yang ketiga, kenapa sih tiap hari kamu bawaannya selalu aja curigaan mulu, aku mau pergi sama temen aku harus lapor, aku mau pergi sama ibu aku harus lapor juga, bahkan aku juga harus lapor kolor warna apa yang sedang aku pakai. Kamu gak capek ? kamu sebenarnya pacar aku apa pak RT sih yang harus lapor kalau ada tamu yang bertamu lebih dari 24 jam.

Aku tau kamu sayang aku, kamu takut kehilangan aku tapi tidak di salah artikan seperti ini.
Atau jangan – jangan kamu belum bisa mencintai aku ?
Please sayang , kamu jangan possesif gini Aku capek. Kalau kamu begini terus berarrti kamu emang belum bisa komitmen.

Sebelum aku akhiri surat ini, aku ingin tanyakan sekali lagi.
Kamu bisa kan gak possesif seperti ini lagi ?. (MRH)

Saturday, March 28, 2015

CERITA DI BALIK MASAKAN IBU



Ada satu hal yang gue gak bisa dapat ketika gue berada di tanah perantauan , satu hal yang sederhana tapi menyimpan beribu makna, yaitu tentang seporsi masakan buatan nyokap. Selama ini hanya masakan padangnya pak zainal dan masakan wartegnya mak marni yang selalu gue makan. Kalau inget masakan nyokap, gue juga jadi flashback jaman jaman gue jadi bocah dulu, ada satu makanan yang mungkin lo juga pada pernah rasain ,nasi yang di campur kecap. Walau hanya nasi dan kecap, entah mengapa kita begitu lahap memakanya, seperti ada unsur magic yang tertanam di nasi dan kecap tersebut. Hal itu membuat gue berpikir ternyata banyak sekali nilai yang terdapat dalam setiap masakan nyokap di rumah.

Gue percaya banyak kasih yang tersirat setiap nyokap masak buat kita, Dari balik apapun masakan yang dibuat seorang ibu kepada anaknya di rumah, ada ungkapan kasih sayang yang nggak bakal diungkapkan dengan kata-kata. Makanan yang dibikin sama nyokap di rumah, menurut gue adalah cara lain bagi seorang ibu untuk mengungkapkan kasih sayang kepada keluarganya.

Selain itu usaha gigih seorang ibu dalam membuat hidangan tentu nya harus kita acungkan jempol. gue inget banget . Pas jaman masih bocah, nyokap  Cuma bisa masak telor dadar. Itu juga kadang keasinan soalnya garamnya banyak banget. Seiring gue bertambah dewasa, nyokap juga ternyata bertambah skillnya buat masak. dia belajar sedikit demi sedikit tentang menu masakan, mulai dari yang gampang sampe yang susah. Biar semua keluarga doyan masakan yang dia buat.

Buat yang sering makan di rumah, pasti bakal berasa beda pas lagi makan di luar. Apalagi kalau nggak sama keluarga, ada rasa yang beda aja gitu. apalagi pas awal awal gue merantau. Selalu kangen masakan nyokap. walaupun sederhana. Tapi tetep aja, selalu bikin selera makan meningkat,

Selalu ada hati yang teriris ketika nyokap mendengar kata “masakanya gak enak” dari mulut kita. Walaupun kemirisan itu tidak mereka tunjukan , tapi tetap mimic muka gak bisa di bohongi. gue pernah beberapa kali ngelakuin hal itu. gue bisa liat wajah nyokap sedih. Dan itu buat gue jadi ngerasa bersalah.

Buat ibu terimakasih telah memberikan hidangan tenikmat sepanjang hidupku, dan gue harap calon istri gue nanti seorang wanita yang memang sudah bisa membedakan mana garam dan mana gula.(MRH)

Friday, March 27, 2015

BALADA SEORANG POLISI


Beberapa hari ini public sedang ramai di gemparkan dengan berita polisi yang membela pengguna sepeda motor saat tersrempet Bus Trans Jakarta di jalur busway. Berita ini sontak menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat, sebenarnya siapakah yang harus di bela oleh polisi tersebut ? pengguna sepeda motor yang berkendara di jalur busway atau si supir bus Trans Jakarta yang nyrempet motor di jalurnya sendiri ?.
Ini tentu menjadi sebuah balada bagi kepolisian Indonesia, apalagi kurang lebih 2 bulan ini institusi tersebut belum mempunyai  seorang pimpinan.

Gue sendiri punya kisah mengilukan dengan pihak kepolisian di tahun 2012 dulu. Suatu hari gue dan cewek gue (sekarang mantan) berboncengan dengan memakai sepeda motor dari arah pantai alam indah menuju Rita mall, Kota tegal jawa tengah. Di salah satu jalan protocol pantura entah mengapa ada bebrapa polisi menghentikan kami tanpa ada nya ucapan selamat siang yang lumrah di lakukan para polisi saat hendak merazia para pengguna kendaraan bermotor. alesanya sih Cuma gara gara kita berhenti di luar jalur saat lampu merah ?
Kontan hal ini sangat mengejutkan bagi kami , apalagi kami sedang terbuai – buai indahnya asmara karena baru saja berdua menikmati indahnya ombak pantai.

Setelah itu kami berdua di bawa ke pos polisi terdekat. Disana kami di jelaskan perihal kesalahan berkendara kami.
“kalian tahu salah kalian apa ?” Tanya polisi dengan nada sok tegas.
“salah saya cuma gak bawa STNK sama SIM doang pak” salut gue dengan polos.
“nah itu tau, sudah gitu kalian kalo berhenti pas lampu merah jangan di luar garis putih dong”
“setau saya samping batas jalan itu kan trotoar yang tinggi nya 20 centi meter dari dasar jalan, jadi gak mungkin kita keluar jalur pak”
“sudah diam kalian ,” jawab pak polisi dengan tampang sok sangar
Gue sadar gue emang salah, gue berpergian gak bawa STNK dan SIM. Tapi perihal berhenti di luar jalur itu yang buat gue merasa aneh. gimana pak polisi tau gue berhenti di luar jalur? sedangkan mereka sedang ngopi ngopi cantik di warkop dekat pos mereka. Lagian di samping jalur kami sudah berbatasan dengan trotoar.

Setelah panjang lebar menjelaskan pelanggaran yang secara kasat mata sebenarnya tidak perlu dijelaskan akhirnya Polisi tersebut mengajukan uang “titip sidang”.
Dan dengan polosnya gue mengiyakan kesalahan tersebut lalu menyerahkan uang yang katanya titip sidang sebesar 300 ribu dengan Cuma – Cuma.

Jujur sampai saat ini gue belum begitu ikhlas merelakan uang 300 ribu untuk oknum polisi tersebut. Kami tau sejujurnya ini tindakan pembodohan untuk kami, mereka melihat ada sepasang pasangan polos yang baru saja ke kota dan jadilah kami sasaran empuk mereka. Kalau emang factor kesalahan, kenapa pengguna motor di belakang kami tidak ikut di tilang ? lagi pula ini juga kesalahan yang gak logis, Jelas jelas di samping kami trotoar, bagaimana bisa kami berhenti di luar jalur ?.

Selama ini karena ulah oknum Polisi yang bersikap bak pengemis  tersebut,  meski dengan bahasa dan sikap yang seakan  tidak menunjukkan hal tersebut padahal UUD (ujung-ujungnya duit), telah menjatuhkan rasa hormat dan segan masyarakat pada Korps Kepolisian, yang tersisa hanya rasa takut karena seragam, senjata serta kekuasaan yang dimiliki oleh Kepolisian.    

Apakah itu yang dikehendaki dan diimpikan oleh para Polisi saat mereka memutuskan memilih jalan sebagai Polisi yaitu menjadi ditakuti masyarakat. Tentu tidak, semua Polisi pasti menginginkan mereka dihormati dan dihargai profesi mereka sebagai Pelindung dan Pengayom minimal oleh lingkungan tempat tinggal mereka.

Tetapi bila oknum Polisi yang bersikap bak pengemis (apapun kasusnya) semakin dibiarkan dan menjadi kejamakan maka seperti halnya sikap masyarakat terhadap para pengemis pinggir jalan, mereka akan bersikap sama pada insan Kepolisian tersebut.

Saya yakin dan percaya, masih banyak insan Kepolisian yang berpegang teguh pada fungsi Pelindung dan Pengayom Masyarakat, masih ada masyarakat yang mencintai Kepolisian RI  dan menginginkan Polisi memperoleh kehormatan dan kebanggaan profesi mereka karena dicintai oleh masyarakat dan hanya ditakuti oleh penjahat.

Kita merindukan polisi seperti Inspektur Vijay di film-film bollywood yang tanpa pandang bulu membasmi kejahatan, serta taat konstitusi saat di sogok oleh tuan takur. Dan tentu kita semua tidak berharap masyarakat hanya mengenal bahwa Polisi Indonesia sejati hanya Almarhum Hoegeng Imam Santoso (Kapolri tahun 1969-1971), patung polisi, dan polisi tidur saja. (MRH)

Thursday, March 26, 2015

WIS ORA PAPA


Dunyane nyong sejen karo dunyane rika
Dunyane rika ngarepaken angete srengenge
Sanajan dunyane nyong
Ngarep-arep angete rika
Nggo ngelumerna atine nyong uga
Ora papa srengengene inyong sejen adoh karo srengengene rika
Srengengene rika metu sing pojokan loro Wetan-Kulon
Sanajan srengengene nyong
Metu sing matane rika
Klelep jero neng atine rika
Kanggo ngelumerna atine inyong uga