Kalau dipikir – pikir banyak yang
ingin saya lakukan didunia ini. belajar membatik, belajar jadi dalang wayang,
belajar memasak steak, menjadi seorang foodblogger. Saya juga ingin membuka online
shop, menjadi seorang pengusaha makanan olahan ayam geprek, menjadi aktivis
lingkungan, ingin terbebas dari system kerja nine to five yang membosankan, tinggal
di pedesaan bercocok tanam, berternak kambing dan ayam. Dan tentu saja ingin
terbang ke eropa melihat lubang bumi di Portugal.
Kenyataanya usia saya sudah
hampir 25 tahun, dan lokasi terjauh yang pernah saya kunjungi hanyalah ujung
timur dan barat pulau jawa. Belajar membatik, dalang, memasak? lupakan saja. Satu
satunya keahlian saya hanyalah menggambar gambar bangunan. Jauh dari cita cita
saya menjadi seorang penulis yang kemudian bukunya diterbitkan dan best seller.
Yang ada selalu mendapat makian klien jika design bangunannya tidak sesuai
dengan budget mereka.
Boro – boro menjadi foodblooger
atau bertani di desa. Saya terjebak di kubikel yang sempit dari pukul 9-5
sesuai kontrak kerja yang bisa diperpanjang dengan sangat fleksibel. Dengan gaji
yang saya terima setiap bulanya harusnya saya bisa menyisihkan sedikit untuk
pergi berlibur ke luar negeri. Sayangnya saya tak punya waktu untuk itu. Gaji ditransfer
setiap bulan, tapi saya tak bisa membeli waktu untuk mendapatkan hiburan yang
layak selain pergi ke tempat jamu minum anggur merah pulang pagi sampai teller.
Jangankan liburan, ada masa
dimana saya lupa definisi akhir pekan. Menjadi seorang pekerja yang dituntun
dengan deadline sudah menjadi hal yang lumrah. Adakalanya kita merasa tak sadar
bahwa fajar senin telah tiba.
Sekarang sudah saatnya saya pergi
untuk mengejar apa yang saya inginkan. Tidak lagi menjadi budak corporate,
kembali belajar menulis mengejar impian menerbitkan satu buku sebelum menikah. Keliling
Indonesia mencari olahan ayam geprek yang paling enak. Menikmati indahnya tempat
wisata bersama orang tersayang. Oh indahnyaaaa, sampai pada akhirnya saya lupa
kalau ini hanyalah bayangan semu semata.
Baiklah mari kita bekerja kembali,
duduk didepan computer di kubikel sempit. Hidup budak corporate.
MRH.