Pada tahun 90an ada salah satu buku yang sangat populer.
Buku ini berisi tentang bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu hubungan
antara cowok dan cewek. Buku ini berjudul Men Are From Mars, Women Are From
Venus.
Tapi gue nggak setuju dengan apa yang ada di dalam buku itu.
Mereka bisa aja bilang kalo cowok itu dari Mars. Tapi mana buktinya? Bisa aja
kan cowok lahirnya di Citayem, cewek lahirnya di Pulogebang. Nggak ada bukti
yang valid soal asal kita dari planet Mars. Mana bisa lahir di planet Mars, di
Mars nggak ada bidan keles.
Membanding-bandingkan antar gender itu memang nggak akan ada
habisnya. Cowok dari Mars, cewek dari Venus. Cowok itu keras, cewek itu lembut.
Cowok itu makenya logika, kalo cewek makenya perasaan. Selalu itu terus yang
dibahas seakan-akan cowok itu makhluk jahat yang siap memangsa setiap gadis.
Please, nggak semua cowok jahat. Nggak semua cowok bakal
ngelakuin hal-hal yang bikin kalian para cewek sedih berkepanjangan. Stereotype
kalo semua cowok sama aja sebaiknya kalian kurangi. Di antara pria-pria yang
mungkin menyakiti kalian, masih ada kami pria-pria halus dengan perasaan kawaii
selembut sutra.
Kenapa cuma wanita yang ingin dimengerti? Kami para cowok
juga ingin dimengerti. Kami ingin para wanita tahu kalo kami nggak suka dituduh
berbuat jahat pada saat kami menulis komentar selamat ulang tahun kepada teman
wanita kami. Kami tidak suka kalau kami selalu dicurigai akan berbuat jahat,
menyeleweng, hanya karena kami telat datang menjemput.
Jika perempuan menuntut kesetaraan gender, kami kaum pria
juga sama. Kami tidak keberatan membawakan tas kalian di saat kalian sibuk
berbelanja. Kami ikhlas lillahita’ala. Tapi kami juga ingin bisa bebas bertemu
dengan teman kami, sekedar nongkrong dengan kerabat sambil melupakan betapa
kerasnya kehidupan kami sehari-hari. Tolong jangan batasi kami.
Kami kaum pria juga bisa bersedih jika kalian marah-marah
terus berkepanjangan. Kami juga punya perasaan. Kami menangis, setidaknya
menangis dalam hati. Mungkin kami kuat menghadapi film-film drama Korea yang
bisa membuat kalian menangis. Tapi kami tidak kuat jika kami melihat kalian selalu
menganggap kami salah. Kami emo.
Jangan salahkan hobi kami. Kami menuntut waktu untuk kami
bisa melupakan beban-beban yang menggantung di pundak kami. Toh lebih baik kami
main COC kan ketimbang kami main dengan perempuan lain? Mohon jangan koreksi
kesenangan kami, dengan begitu kami tidak akan mengacak-acak apa yang menjadi
kesenangan kalian.
Oh iya ada satu lagi yang ingin kami garis bawahi. Kami
mohon sekali agar hal ini menjadi renungan bagi kalian para perempuan. Setiap
pria itu berbeda, jadi mohon kurangi ucapan, “semua cowok itu sama aja!”. Kata
siapa semua cowok brengsek, nggak benerlah itu…
Eh tunggu sebentar..
“Hai cewek mau kemana nih…”