Friday, July 22, 2016

Awkarin oh Awkarin

Jadi begini

saya seorang pemerhati sosial media, ya walaupun masih dalam tingkatan kelas teri. Hampir setiap hari saya selalu stalking akun-akun selebgram, baik di akun twitter, youtube , askFm, snapchat. Saya stalking dengan alasan paradoks. Penasaran, apa sih yang bikin beda hidup mereka dengan hidup saya ? . wong sama sama suka kebelet boker koq kalo pagi-pagi, sama sama laper kalo jam 12 siang belum kena nasi juga.

Beberapa hari ini sosial media sedang ramai memberitakan salah seorang selebgram karena kehebohanya dalam mengupdate kehidupan di sosial medianya. Selebgram itu bernama Awkarin, entah kenapa saya merasa seru ketika stalking akun sosial medianya. Kenapa ? Karena branding yang dia jual sangat menyasar ke pangsa pasar abg indonesia. “ we dont need goals, we are goals” begitu katanya, lantas sehebat apakah hidupnya sehingga dia memplokamirkan bahwa pertemanan, gaya hidup , gaya pacaranya adalah panutan ?

Ketika saya buka instagramnya, okelah tipe tipe Abg fashionable yang suka foto dengan fose : susu monyong membusung, pantan kejengkang ke belakang. Okelah cantik, rokokan dan doyan dugem, baiklah. Kalau bekas cupang di upload ? Yawes karepmu. Oh, ternyata ni cewek punya prinsip , nakal boleh asal jangan bego. Tapi kalau kita baca tulisan di askFm nya backlash ke hatters semua yaa ?

Ketika saya selesai membaca askfmnya, saya baru sadar kalau dia bukan hanya sekedar selebgram. Dia enterpreneur juga, penghasilanya 32 juta perbulan, katanya sih. Sudah punya rumah sendiri, mandiri secara financial dari orang tua, Keren. Dan ternyata akun youtube awkarin sudah di monetized, jadi setiap orang yang subcribe atau nonton videonya akan di hitung youtube dan di bayar. dia juga buka open endorse, dari mulai sempak , sampai makaroni pedas.

Lalu tiba tiba awkarin menjadi perbincangan hangat di dunia maya ketika dia diputusin gaqa pacarnya. Semua orang yang nggak ngikutin sepak terjang nya tiba tiba ikut nimbrung rame. Semua orang nunggu klarifikasi penyebab kandasnya hubungan mereka, dan pada akhirnya vlog awkarin muncul. Sebuah video daily yang menceritakan penyebab putus serta kejutan ulang tahun untuk gaqa.

Sebelumnya perlu di ingat, saya bukan fans dia, bukan juga hatter awkarin. Saya cuma pembaca dan pemerhati atau lebih tepatnya tukang stalking orang orang hits. Saya punya pendapat seperti ini.

kita hidup di era oversharing, sebagai mahluk modern seperti ada rasa gatal untuk membagikan sedikit tentang kita kepada orang lain sebagai wujud dari identitas atau sebagai alat untuk mempertahankan eksistensi diri. Semua nya bisa lewat gambar, suara , video , tulisan yang dengan mudah tersebar ke siapapun. Permasalahan yang timbul adalah kita akan selalu merasa ingin hebat dari orang lain, namun ketika karya tidak bisa mendomplangnya selama ada harta kenapa tidak ?. Berfoya foya dengan gaya yang sudah tidak bisa di tolerir dengan kultur indonesia tetapi merasa tetap bangga apakah masih bisa di katakan sebagai panutan ? Awkarin bebas melakukan apa saja terserah dia, namun kita sedang hidup di indonesia dimana wanita ketika mengungkapkan kalimat kekesalan dengan kata “bangsat” saja kadang sering di katakan pecicilan. Jika kita hidup di amerika atau di eropa mungkin hal hal seperti ini menjadi lumrah, karena kultur mereka memang seperti itu. Namun nasi sudah menjadi bubur, awkarin sudah terlanjur di cap negatif di masyarakat, paras cantiknya, atau prestasi menjadi siswa peraih nilai UN terbaik SMP tahun 2013 se Tanjung pinang setidaknya bisa menjadi pembeda. Karena pada dasarnya di setiap keburukan seseorang masih ada kebaikan yang menyertainya. Pemuda Bangsa kita sudah cukup lelah, ketika harus menghadapi masalah rezim Soeharto. Dan jangan sampai pemuda sekarang terlena dengan pergaulan yang menyebabkan kerusakan karakter dalam dirinya. Biarlah awkarin berbuat sesukanya, toh se Aneh anehnya awkarin putus di videoin dia dapet duit dari youtube, sementara kita yang berkomentar enggak.